Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan Ida Prahastuty di Balikpapan, Jumat, mengatakan suplai listrik, meja yang sempit, ruangan ujian yang panas dan pengap, serta koneksi jaringan internet yang lambat juga menjadi perhatian utama jelang pelaksanaan UN.
"Kami menemukan beberapa sekolah belum menyiapkan genset untuk antisipasi listrik padam, atau komputer cadangan seandainya ada yang rusak saat ujian berlangsung," katanya terkait hasil kunjungan ke sejumlah sekolah yang akan melaksanakan UN online.
Sehari sebelumnya (Kamis, 2/4), Komisi IV DPRD Balikpapan mengunjungi SMA Patra Dharma, SMK Negeri 3, SMK Negeri 2, SMA Negeri 2, dan SMA Muhammadiyah untuk melihat persiapan sekolah, siswa, dan guru dalam menghadapi UN online tersebut.
Akibat kekurangan suplai listrik, penyejuk udara di ruangan ujian di SMKN 3 dan SMAN 2 tidak dapat dihidupkan. Siswa yang mengikuti uji coba ujian terpaksa mengerjakan soal sambil berkipas-kipas dengan buku.
"Sebab kalau AC dihidupkan, listrik langsung jegleg (padam)," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 2 Rozikan MPd.
"Jegleg" maksudnya adalah saat di mana meter listrik secara otomatis memutus arus karena beban atau pemakaian listrik yang berlebihan.
"Kalau AC tidak kuat, mungkin bisa ganti dengan kipas angin pak," kata Abdul Jabbar, anggota Komisi IV DPRD Balikpapan yang ikut dalam kunjungan itu.
Anggota dewan juga melihat siswa mengerjakan ujian di meja yang sempit dan bersekat, seperti di dalam booth Laboratorium Bahasa.
"Kalau ada ruangan yang lebih lapang dengan meja yang lebih nyaman, dipindahkan saja. Kasihan anak-anak," tambah Ida.
Pemilihan Laboratorium Bahasa menjadi ruangan penyelenggaraan UN, karena ruangan itu memiliki penyejuk udara yang membuat siswa lebih nyaman.
Komisi IV DPRD Kota Balikpapan berjanji akan mengingatkan pihak PLN untuk sedapat mungkin menjaga pasokan listrik di wilayah tempat sekolah yang sedang menyelenggarakan UN online. Namun, pihak sekolah juga diingatkan untuk segera mengadakan genset sebagai cadangan pasokan listrik.
Sementara dari para siswa peserta UN muncul keluhan soal koneksi jaringan internet yang lambat, hingga soal yang tampil tidak utuh.
"Kadang-kadang putus atau ada angka yang hilang," kata Fiera, siswa kelas XII dari SMAN 2 Balikpapan.
Legislator yang mendengarkan keluhan itu terlihat manggut-manggut. Koneksi internet yang digunakan SMAN 2 Balikpapan adalah Speedy dari Telkom.
"Kami akan ingatkan itu juga kepada Telkom," kata Abdul Jabbar.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015