Pamekasan (ANTARA News) - Bupati Pamekasan Madura, Jawa Timur Achmad Syafii, berupaya mempertahankan Bahasa Madura lewat siaran radio melalui program "Bherung Kopi" (warung kopi).
Bupati Pamekasan Achmad Syafii di Pamekasan, Jumat, mengatakan program siaran berbahasa Madura itu sengaja dimasukkan dalam program khusus radio milik Pemkab Pamekasan itu, karena kini Bahasa Madura sudah terancam mulai punah.
"Banyak orang tua tidak lagi mengajarkan putra-putrinya dengan Bahasa Madura, sehingga generasi muda Madura, khususnya di Pamekasan ini, sudah banyak yang tidak bisa berbahasa Madura yang benar dan lancar," katanya.
Oleh karenanya, sambung dia, pemkab perlu melakukan upaya nyata untuk mempertahankan kelestarian Bahasa Madura itu dan salah satunya melalui siaran radio milik pemkab, yakni Ralita FM.
Pada siaran berbahasa Madura yang diberi nama "Bherung Kopi" itu, pemkab menyampaikan berbagai agenda pembangunan dan sosialisasi program dan kebijakan daerah dalam bentuk dialog berbahasa Madura.
Selain untuk mempertahankan Bahasa Madura, program ini dimaksudkan agar bisa diserap masyarakat di perdesaan, mengingat radio sampai saat ini menjadi media efektif yang bisa dijangkau semua lapisan masyarakat.
"Orang desa yang sudah sepuh itu kan jarang membaca koran, dan mereka biasanya mendengarkan radio," terang bupati.
Pertama kali program "Bherung Kopi" itu digelar Kamis (2/3) malam dengan narasumber Bupati Pamekasan Achmad Syafii secara langsung bersama Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pemkab Pamekasan Moh Zakir.
Dalam dialog yang dipandu oleh penyiar berbahasa Madura Rofiq Armaida dengan tokoh personifikasi "Kardi" itu, Bupati dan Kadishubkominfo Pamekasan membahas berbagai permasalahan tata kelola pemerintahan di Pamekasan, serta peran penting masyarakat dalam bidang pembangunan.
Dalam program yang dikemas dengan santai seperti layaknya di warung kopi itu, Bupati Achmad Syafii bisa berdialog dengan masyarakat secara langsung dengan menggunakan Bahasa Madura.
Menurut Manajer Ralita FM Andri Havid, program bincang santai dalam berntuk Bahasa Madura itu, ternyata sangat diminati masyarakat Pamekasan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Buktinya, dalam dialog yang pertama kali digelar dengan sistem dialog langsung melalui saluran telepon, banyak masyarakat yang bergabung, menyampaikan masukan sekaligus harapan kepada Bupati Pamekasan Achmad Syafii tentang penataan pembangunan Pamekasan yang lebih baik.
"Ada yang dari kalangan masyarakat nelayan, petani tembakau, dan ada pula dari kalangan pedagang kaki lima," katanya.
Selain untuk sosialisasi, program siaran berbahasa Madura yang dikemas santai itu, juga dimaksudkan untuk mendukung program perioritas Bupati Pamekasan Achmad Syafii, yakni "Bunga Bangsa" (Bupati Mengajak Masyarakat Membangun Desa).
"Program ini sasaran utamanya akan masyarakat perdesaan dengan tujuan menumbuhkan semangat kebersamaan dan peran aktif masyarakat dalam bidang pembangunan," katanya.
Dalam program itu, bupati juga melakukan serap aspirasi secara langsung, bahkan menginap di rumah-rumah warga.
"Makanya sangat mendukung, jika ditindaklanjuti dengan dialog terbuka melalui radio pemkab ini, yang dikemas dalam acar santai," kata Kepala Dishubkominfo Pemkab Pamekasan Moh Zakir.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015