"Sebagai komitmen yang simpatik terhadap pembersihan di dunia olahraga Indonesia. Periksa urine seluruh pengurus dan pemain. PSSI harus mau menjadi pelopor," kata Sekjen Granat Ashar Suryobroto saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pembersihan narkoba harus melibatkan semua pihak termasuk olahragawan maupun pengurus organisasinya.
Jika PSSI melakukan hal tersebut dinilai sebagai langkah besar untuk membawa olahragawan terhindar dari penyalahgunaan narkoba.
"Kami sangat mengapresiasi jika PSSI melakukannya. Saat ini adalah momen yang tepat untuk sama-sama memberantas penyalahgunaan narkoba," katanya menambahkan.
Harapan dari Granat ini cukup tepat. Apalagi PSSI sebentar lagi akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, Jawa Timur, 18 April dengan agenda pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Umum berikut anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2015-2019.
Selain bakal calon ketua yang berjumlah sembilan orang yaitu Djohar Arifin Husin, La Nyalla Mattalitti, Joko Driyono, Bernhard Limbong, Subardi, M. Zein, Sarman, Syarif Bastaman dan Ahsanul Qosasih, yang akan hadir juga calon wakil ketua umum serta pengurus Asprov PSSI seluruh Indonesia.
Mantan anggota Komite Eksekutif PSSI itu juga berharap tes anti narkoba tidak hanya dilakukan oleh pengurus PSSI maupun pemain sepak bola saja, namun juga harus dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga lain termasuk atlet-atletnya.
Harapan Granat itu sejalan dengan program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Bahkan Menpora Imam Nahrawi sebelumnya telah mengajak semua insan olahraga untuk melakukan tes narkoba.
Tes pertama dilakukan oleh Kemenpora pada pegawai dari semua tingkatan. Bahkan, tes sendiri sudah dilakukan dua kali dari tiga bulan.
Menpora juga meminta induk organisasi seperti KONI dan KOI juga melakukan tes demi menghindarkan olahragawan Indonesia terjebak bahaya narkoba.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015