Nairobi (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Kenya Joseph Nkaissery mengatakan pengepungan di Garissa University College di Kota Garissa di bagian timur negeri itu telah berakhir, sementara 147 orang tewas.
Nkaissery menyatakan kampus itu disandera oleh empat pria bersenjata yang tewas selama operasi tersebut.
Pria bersenjata yang bertopeng mulai melakukan serangan pada dini hari. Mereka meledakkan beberapa granat untuk membuka pintu gerbang universitas, yang berada di Kota Garissa, sebelum menyerang mahasiswa yang sedang tidur. Garissa terletak di dekat perbatasan dengan Somalia, negara yang hancur karena perang.
Pihak berwenang menyatakan 587 mahasiswa diungsikan dari universitas itu, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Jumat pagi.
Kementerian Dalam Negeri telah meminta bantuan dari Dinas Kepemudaan Nasional untuk membawa orang yang diselamatkan ke Nairobi.
Tragedi itu adalah serangan paling mematikan yang dialami Kenya setelah pemboman kedutaan besar Amerika Serikat pada 1998.
"Kami menyisiri lokasi," kata Nkaiserry kepada para wartawan.
Ia mengatakan empat pria bersenjata sudah ditaklukkan setelah pasukan keamanan Kenya melakukan serangan ke gedung terakhir, tempat para penyerang berlindung selama lebih dari 12 jam.
"Sangat disayangkan, kita kehilangan... sejumlah nyawa, kami belum memastikannya secara penuh ... ," tambahnya.
"Para pelaku teror itu, 90 persen ancaman mereka sudah disingkirkan ... kami sudah mendapatkan kepastian bahwa empat penyerang sudah ditewaskan," tambahnya.
Ia mengatakan pasukan pemerintah melakukan penyisiran di kampus sementara jumlah keseluruhan pria bersenjata tidak diketahui. Namun, ia menyatakan operasi utama sudah berakhir.
"Kami sedang membersihkan daerah tersebut dan akan memberikan keterangan terkini beserta jumlah korban meninggal," ujarnya.
Pemerintah memberlakukan larangan orang keluar rumah, dari fajar hingga petang, di beberapa kabupaten di bagian utara dan timur Kenya.
Kelompok Ash-Shabaab, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida, menyatakan bertanggung-jawab atas serangan fajar tersebut.
Ash-Shabaab adalah kelompok yang sama yang melancarkan pembunuhan massal di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi pada September 2013. Dalam insiden tersebut, empat pria bersenjata membantai hingga tewas sedikitnya 67 orang dalam pertumpahan darah yang berlangsung empat hari.
Kenya menghadapi rangkaian serangan granat dan senjata, yang kerap diduga dilakukan para simpatisan kelompok Ash-Shabaab dan kadangkala ditujukan terhadap polisi, sejak tentara masuk ke Somalia Selatan pada 2011 untuk menyerang markas gerilyawan fanatik di sana.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015