...hampir di setiap stand ada yang jual batu akik. Bahkan, batu bacan seharga Rp7 juta sudah terjual...
Jakarta (ANTARA News) - Pameran Karya Unggulan Narapidana 2015 yang digelar di Plasa Kementerian Perindustrian menargetkan transaksi sebesar Rp400 juta sepanjang pameran 31 Maret-2 April.
"Tahun ini, pada hari pertama transaksinya mencapai Rp100 juta. Kami harapkan hingga hari ketiga nilainya mencapai Rp400 juta hingga Rp500 juta," ujar Kasubdit Bimbingan Kemandirian Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Tuti Nurhayati, yang sekaligus penanggung jawab pameran tersebut di Jakarta, Kamis.
Tuti mengatakan, target tersebut lebih tinggi dibanding pencapaian dua pameran sebelumnya, yakni pada 2013 transaksinya senilai Rp230 juta dan pada 2014 mencapai Rp366 juta sepanjang empat hari pameran.
Menurutnya, terjadi peningkatan hasil karya para warga binaan, sehingga terjadi pergeseran produk yang diminati oleh masyarakat pada setiap pameran yang digelar.
"Pada tahun pertama yang paling laku itu kerajinan tangan, tahun kedua kursi dari permasyarakatan Lampung paling laku dan pada tahun ini tikar kayu dari Pontianak cepat sekali diborong pembeli," ujar Tuti.
Tuti menambahkan, ada yang istimewa pada pameran ketiga ini, yaitu batu akik yang menjadi primadona di hampir semua stan penjualan.
"Tahun 2015 ini kan tahunnya batu akik. Jadi, hampir di setiap stand ada yang jual batu akik. Bahkan, batu bacan seharga Rp7 juta sudah terjual sejak awal pameran dibuka," ujar Tuti.
Menurut Tuti, para warga binaan yang membuat produk-produk yang dipamerkan akan mendapat bagian dari hasil penjualan tersebut, yang besarannya sudah ditentukan oleh setiap LP.
Tuti mengaku bahagia dan bangganya, karena pameran kali ini dibuka oleh dua menteri, yaitu Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly.
Bahkan, tambahnya, Tuti merasa senang karena Menperin menginstruksikan Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Euis Saedah untuk mengikutsertakan karya para narapidana di setiap pameran yang diselenggarakan Kemenperin.
Sementara itu, Dirjen IKM Euis Saedah mengatakan, Ditjen IKM selalu mengalokasikan anggaran untuk melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para narapidana.
Menurutnya, nilai keekonomian karya yang dihasilkan para narapidana bukanlah hal yang paling utama, yang terpenting adalah bagaimana warga binaan tersebut memiliki motivasi untuk berkarya dan merasa menjadi manusia kembali.
"Hasil dari mereka itu tidak bisa langsung dilihat nilai ekonominya, karena yang paling utama adalah nilai sosial. Kalau nilai ekonomi, mungkin kemudian menakala mereka sudah keluar dan dapat berkreasi untuk menghasilkan uang," kata Euis.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015