Jepara (ANTARA News) - Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati B di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, selama ini memasok 11,5 persen kebutuhan listrik Jawa, Madura, dan Bali.
"Adapun, setiap hari PT PLN PLTU Tanjung Jati B Jepara mampu memproduksi energi listrik sekitar 63.360 megawatt," kata Manajer Engeneering PT PLN Pembankitan Tanjung Jati B Kabupaten Jepara Eri Suryana di Jepara, Rabu.
Menurut dia, keberadaan PLTU Tanjung Jati B tetap memperhatikan pengaruh dampak lingkungan sehingga keberadaannya dilengkapi dengan peralatan penunjang, seperti "Electro Static Precipitator" untuk mengatasi pencemaran udara dengan cara menangkap abu terbang dengan kemampuan tangkap 99,3 persen.
Selain itu, kata dia, "Flue Gas Desulphurization" yang berguna menurunkan kadar sulfur dalam gas buang dengan menggunakan batu kapur dan "Ash Pond" untuk menampung abu hasil pembakaran batubara.
"Oleh karena itu, PLTU Tanjung jati bisa dikatakan sebagai unit pembangkit listrik ramah lingkungan," katanya.
Ia mengatakan produksi PLTU Tanjung Jati B menghasilkan sisa limbah "Fly Ash" atau abu terbang sebanyak 16 ribu ton per bulan, gypsum 9.000 ton/bulan, dan debu turun ke bawah (Botton Ash) 2.000 ton/bulan.
"Oleh karena itu, jika dibanding dari ambang batas limbah yang ditentukan oleh pemerintah sebesar 750 MG per normal meter kubik maka tingkat pencemaran PLTU Tanjung Jati masih relatif rendah, yaitu 150-300 MG/ NM3," katanya.
Ia menambahkan PT PLN Pembangkitan tanjung Jati B Jepara menempati lokasi seluas 16 hektare dengan jumlah tenaga kerja sekitar 800 tenaga orang.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015