Teheran (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad-Javad Zarif pada Rabu (1/4) mengkritik apa yang ia katakan sebagai kurangnya iktikad politik negara-negara besar dunia untuk membuat kemajuan dalam pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung.
"Kemajuan dalam pembicaraan nuklir memerlukan iktikad politik, dan pihak lain selalu punya masalah untuk menunjukkan (cukup) iktikad politik," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Iran, IRNA.
Ketika berbicara dengan wartawan di Kota Lausanne, Swiss, Zarif mengatakan bahwa "tidak ada keputusan yang telah dibuat mengenai penyampaian satu pernyataan, (sebab) kami tidak berada pada tahap untuk bicara tegas."
Telah ada beberapa upaya untuk mempersiapkan satu pernyataan sebagai kesimpulan dari pembicaraan nuklir selama satu pekan.
"Dapat dipastikan hasil pembicaraan itu tidak akan sampai mengeluarkan pernyataan," kata Zarif.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, sebelumnya perunding nuklir senior Iran, Abbas Araqchi, mengatakan bahwa Iran dan negara-negara kuat dunia kemungkinan mengeluarkan pernyataan bersama pada Rabu.
Iran dan negara dalam kelompok P5+1 yang meliputi lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB di tambah Jerman berencana mengakhiri pembicaraan panjang sepanjang pekan mereka pada Rabu, setelah melewati tenggat kesepakatan kerangka kerja pada 31 Maret.
Namun para perunding akan memperpanjang maraton pembicaraan nuklir Iran sampai Kamis untuk lebih lanjut menjembatani kesenjangan-kesenjangan karena tidak ada terobosan yang diumumkan pada 1 April.
Pada 24 November 2013, negara besar di dunia yang meliputi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan Tiongkok ditambah Jerman dan Iran mencapai kesepakatan pertama mengenai program nuklir Iran, yang menuntut Iran menghentikan sebagian kegiatan sensitif sebagai imbalan bagi pencabutan terbatas sanksi untuk memberi waktu bagi upaya diplomatik guna menyelesaikan masalah tersebut.
Sejak itu, para perunding telah dua kali lolos dari tenggat yang ditetapkan sendiri bagi kesepakatan akhir dan menyeluruh, masing-masing pada Juni dan November tahun lalu.
Mereka kemudian menetapkan 31 Maret 2015 sebagai tenggat baru bagi kesepakatan kerangka kerja politik dan 30 Juni untuk kesepakatan akhir, guna melicinkan jalan bagi resolusi akhir sengketa lama tentang masalah nuklir Iran. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015