Sejauh ini, kita belum tahu bagaimana kesiapan siswa. Jangan sampai, UN `online` ini justru menjadi momok baru bagi para siswaSurabaya (ANTARA News) - Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan pelaksanaan ujian nasional (UN) berbasis komputer atau daring (dalam jaringan internet/online) yang akan dilaksanakan serentak di beberapa wilayah jangan sampai menjadi "momok" (sumber ketakuan) baru bagi siswa.
"Sejauh ini, kita belum tahu bagaimana kesiapan siswa. Jangan sampai, UN online ini justru menjadi momok baru bagi para siswa. Meskipun tidak dijadikan sebagai tolok ukur mutlak untuk menentukan kelulusan, yang namanya ujian tetap saja menjadi beban," ucap Saleh, ketika dikonfirmasi dari Surabaya, terkait masalah UN 2015, Rabu.
Untuk itu, pihaknya meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menelusuri kesiapan sejumlah sekolah serta para guru.
"Bagaimanapun, UN online pasti membutuhkan persiapan matang karena menyangkut banyak hal, termasuk peralatan komputer dan elektronik lainnya yang menjadi peralatan utama dalam UN," ucapnya.
Ia mengatakan, prioritas untuk melihat kesiapan UN daring harus difokuskan kepada sejumlah sekolah yang berada di luar Jakarta, karena fasilitas wilayah di luar belum tentu sama dengan Ibu Kota.
"Apakah sekolah-sekolah yang jauh dari Ibu Kota yakni di sejumlah kabupaten kota sudah siap? apa langkah yang sudah dilakukan kemendiknas untuk melihat kesiapan tersebut?" ujarnya.
Menurut dia, keuntungan pelaksanaan UN daring tidak seberapa banyak, karena yang diuntungkan adalah tim evaluatornya atau tim evaluasinya, sebab hasil UN dapat segera diselesaikan.
Namun bagi siswa, tidak semua memiliki kemampuan yang sama untuk mengoperasikan komputer, seperti siswa-siswi yang ada di pelosok Tanah Air yang akan menemukan kesulitan.
"Kalau itu terjadi dimungkinkan akan banyak kesalahan-kesalahan yang akan ditemukan. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan, saya harap kementerian pendidikan dan kementerian agama melakukan sosialisasi dan uji coba di banyak tempat. Dengan begitu, kesalahan-kesalahan teknis dapat dihindarkan," tukasnya.
Sementara itu, untuk wilayah Jawa Timur sesuai dengan data Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemdikbud, sebanyak 165 SMP/SMA sederajat terpilih akan mengikuti UN berbasis komputer pada 13 April 2015.
Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015