"Setelah ini, kami akan segera meminta pada Bawas PDTS KBS untuk menggelar rekrutmen dirut PDTS KBS definitif," kata Wali Kota Surabaya di Surabaya, Rabu.
Diketahui Aschta yang saat ini menjabat sebagai direktur operasional PDTS KBS untuk sementara menggantikan Ratna Achjuningrum yang mengundurkan diri pada akhir Januari lalu.
Risma mengaku belum dapat menentukan sampai kapan Aschta akan menjabat sebagai Plt. "Ya saya belum tau sampai kapan (proses rekrutmen). Saya lihat waktunya kapan dan akan kami umumkan," katanya.
Ketua Badan Pengawas (Bawas) PDTS KBS, Heri Purwanto membenarkan bahwa, wali kota sudah menunjuk Plt dirut menggantikan Ratna. Tapi, hingga saat ini, pihaknya belum menerima surat keputusan (SK) Plt tersebut.
Dia memperkirakan, SK itu akan diserahkan ke Bawas pada Kamis (2/4). Nanti, lanjut dia, dalam SK itu akan tercantum sampai kapan Aschta akan menduduki jabatan Plt dirut.
"Nah, dari situ kami akan menjadwalkan rekruitmen. Dalam rekruitmen nanti, kami akan melibatkan konsultan independen. Setelah ada nama-nama yang cocok, baru akan kami usulkan ke wali kota untuk disetujui," katanya.
Ratna Achjuningrum mengundurkan diri lantaran tidak ingin terjerat kasus hukum dalam mengelola anggaran Pemkot untuk KBS. Tahun ini, Pemkot mengalokasikan anggaran untuk KBS sebesar Rp10 miiar.
Dana itu, terbagi dalam beberapa pos anggaran pengelolaan yakni, Rp2,89 miliar untuk pengelolaan manajemen, Rp2,2 miliar untuk perbaikan kandang satwa yang telah rusak.
Kemudian ada sekitar Rp690 Juta seharusnya digunakan dalam pembenahan sarana dan prasarana fisik. Tapi, berdasarkan saran Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), penggunaan anggaran itu bisa dipakai setelah ada kewenangan yang diberikan wali kota ke direksi KBS. Hanya saja, wali kota tak kunjung menyerahkan kewenangan tersebut.
Wakil Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya Junaedi sebelumnya mengatakan pihaknya menyayangkan wali kota tidak kunjung menunjuk Plt Diurt PDTS KBS.
"Dengan kekosongan dirut KBS. Kami mendorong wali kota secepatnya menunjuk Plt jangan sampai berkepanjangan kosong," katanya.
Selama ini, lanjut dia, yang ditakutkan akan berdampak dimenejemen operasional KBS dan berdampak bagi para pengunjung yang tidak nyaman. "Apalagi yang fatal lagi berdampak pada pemeliharaan hewan yang bisa mengakibatkan kematian," katanya.
Apalagi, lanjut dia, KBS merupakan salah satu kebun binatang terlengkap dan merupakan ikon Surabaya. "Marilah kita selamatkan satwa flora dan fauna untuk azas maanfaat dibidang penelitian dibidang pendidikan, sesuai imbauan dari Kementrian Kehutanan," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015