Washington (ANTARA News) - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Selasa (31/3) mempublikasikan rencana untuk memangkas emisi gas rumah kaca 26 persen sampai 28 persen di bawah tingkat 2005 pada 2025.
Kebijakan domestik itu akan diserahkan secara formal ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Gedung Putih menyatakan target Amerika Serikat "akan menggandakan laju reduksi polusi karbon di Amerika Serikat."
Amerika Serikat menyebut kebijakan seperti standar untuk bahan bakar kendaraan dan peningkatan efisiensi peranti untuk mencapai target tersebut.
Selain itu pemerintah Amerika Serikat juga meminta Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency/EPA) memangkas emisi karbon dari pembangkit listrik dan emisi metana dari sektor minyak dan gas.
Para pejabat Amerika Serikat menyoroti bahwa negara-negara penghasil 60 persen gas rumah kaca global sekarang berjanji memangkas atau memperlambat laju emisi.
"Apa yang signifikan dari kita sekarang ini adalah... bahwa negara-negara telah membuat komitmen dalam rentang spektrum negara, termasuk negara-negara yang ekonominya sedang tumbuh," kata Brian Deese, penasihat lingkungan senior Obama, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Tiongkok sudah mengumumkan rencananya untuk memangkas emisi pada 2030 saat menyampaikan pengumuman bersama Amerika Serikat bulan November tahun lalu.
Meksiko juga sudah mengumumkan rencana pemangkasan emisinya Jumat lalu. Meksiko akan memulai penurunan emisi gas rumah kaca tahun 2026 supaya bisa mengurangi emisi sampai 22 persen dari tingkat biasanya pada 2030.
Negara-negara Uni Eropa seperti Swiss, Norwegia, dan Rusia juga sudah menyerahkan rencana penurunan emisi gas rumah kaca, memenuhi tenggat informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 31 Maret.
Namun negara-negara penyumbang emisi terbesar mulai dari India sampai Brasil dan Kanada sampai Jepang belum menyampaikan rencana mereka, yang bisa menghambat proses pencapaian kesepakatan sebelum pertemuan iklim 30 November sampai 11 Desember di Paris menurut sejumlah pengamat kebijakan lingkungan.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015