"Di kota pesisir seperti Jakarta, air bersih semakin sulit ditemukan karena air permukaan sudah tercemar dengan sampah dan polutan lainnya," kata Badeges dalam diskusi publik soal air yang digagas Dompet Dhuafa dan The Nature Conservancy (TNC), melalui siaran pers yang diterima ANTARA News, Selasa.
Sementara air tanah, lanjut dia, yang jumlahnya terbatas juga semakin langka ditemukan.
Menurut Badeges, dari tahun ke tahun, lokasi dan jarak penggalian sumur air tanah semakin jauh ke dalam. Permasalahan bertambah rumit saat kebijakan pengeloaan air mulai dibagi menjadi hak atas usaha dan hak guna air.
Dia mengatakan, berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan air bersih kini baru mencapai tahapan respon dan penyediaan infrastruktur.
Di antaranya seperti pembangunan akses air baru, distribusi air bersih melalui mobil tanki air, pembangunan bak-bak penampung air hujan, pembuatan biopori dan lainnya.
Sementara edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan air secara bijak belum banyak dilakukan. Padahal, menurut perwakilan wakil dari TNC, Arisetiarso Soemodinoto, kebutuhan air bersih merupakan isu hulu ke hilir yang membutuhkan pendekatan holistik dari berbagai pihak.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015