Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Selasa sore, menguat 12 poin menjadi 13.063 per dolar AS dari posisi penutupan sebelumnya 13.075 per dolar AS.
"Sentimen positif dari dalam negeri cukup positif menjelang data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang diekspektasikan positif oleh pelaku pasar uang di dalam negeri," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova.
Ia memproyeksikan bahwa laju inflasi masih tetap rendah atau tidak berbeda jauh dengan Februari 2015 lalu dan neraca perdagangan Indonesia yang masih dalam tren perbaikan akan berlanjut.
"Itu menandakan kondisi ekonomi Indonesia yang stabil sehingga dalam jangka menengah dan panjang akan menopang mata uang rupiah," katanya.
Ia mengharapkan bahwa mata uang rupiah berpotensi menguat lagi jika data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia sesuai dengan ekspektasi pasar sehingga mata uang rupiah dapat kembali bergerak di bawah level 13.000 per dolar AS.
Ia menambahkan bahwa meski pada bulan Maret tahun ini ada kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, namun inflasi kedepan juga diperkirakan masih tetap stabil menyusul adanya musim panen di beberapa daerah pada bulan April tahun ini sehingga mengimbangi sentimen dari kenaikan BBM.
Di sepanjang tahun ini, menurut Rully Nova, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga masih relatif baik di kawasan Asia menyusul ekspektasi pasar bahwa the Fed belum akan menaikan suku bunganya (Fed fund rate) dalam waktu dekat.
"Adanya spekulasi bahwa the Fed akan menunda kenaikan Fed fund rate pada pertengahan tahun ini, mendorong aset mata uang berisiko masih diminati oleh investor," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (31/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.084 dibandingkan hari sebelumnya, Senin (30/3) di posisi Rp13.086 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015