Lembang (ANTARA News) - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP Migas) memprediksikan hingga akhir tahun rata-rata produksi minyak Indonesia mencapai 1,01 juta barel per hari atau sedikit dibawah target 1,05 juta barel per hari. "Penurunan tersebut merupakan gejala adanya trend menuju net importir minyak bagi Indonesia," kata Wakil Kepala BP Migas Trijana Kartoatmodjo kepada pers saat acara pemaparan akhir tahun BP Migas di Lembang, Bandung, Jumat. Menurut dia, penurunan tersebut karena produksi minyak Indonesia sebagian besar dihasilkan dari sumur-sumur minyak tua. Disamping itu beberapa lapangan minyak mengalami penghentian produksi akibat faktor-faktor non teknis yang sulit dihindari. Menurut Trijana, kebutuhan produksi minyak Indonesia saat ini idealnya mencapai 1,3 juta barel per hari (BPH) hanya saja target baru bisa tercapai pada tahun 2009. Target tersebut akan dicapai melalui optimalisasi produksi dari ladang minyak yang telah ada serta dari kegiatan eksplorasi. Untuk kegiatan eksplorasi menurut Trijana akan dilakukan kegiatan pemboran sumur baru sekitar 200 sumur mulai tahun 2007 hingga 2009 atau rata-rata sekitar 70 pemboran sumur baru per tahunnya. "Tanpa kegiatan eksplorasi akan sulit untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor," katanya. Menurut Deputi Perencanaan BP Migas Achmad Lufti, kegiatan eksplorasi pada tahun-tahun mendatang akan meningkat, mengingat potensi cadangan minyak Indonesia masih cukup besar seperti penemuan minyak yang baru saja diumumkan di Blok Sepanjang, Kangean serta potensi minyak di Pulau Buton hingga Halmahera. Oleh karena itu, ia optimis kegiatan eksplorasi migas ditahun-tahun mendatang akan terus meningkat. "Kegiatan produksi minyak akan kembali pulih pada tahun 2007 sehubungan banyaknya Plan of Development (PoD) eksplorasi minyak yang disetujui pada tahun ini," katanya.(*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2006