"Saya baru satu bulan di sini (Hong Kong) sudah dapat beberapa pengusaha yang ingin membeli produk Indonesia. Ini riil, mereka datang ke sini dan menyampaikan hal itu," kata Kambuno kepada beberapa wartawan di ruang kerjanya di Hong Kong, Selasa.
Namun, menurut dia, keinginan kuat pengusaha membeli produk Indonesia masih terkendala informasi akurat mengenai perusahan yang akan dijadikan mitra bisnis.
Sebab, kata dia, pengusaha ingin membuat kesepakatan namun kurang yakin karena hanya bertemu melalui Internet.
Keraguan itu, lanjut dia, dapat dijawab manakala ada "data base" perusahaan yang dikelola lembaga yang diberi wewenang oleh pemerintah.
"Soal kebutuhan produk-produk Indonesia tersebut cukup besar. Namun berapa banyak yang dibutuhkan tersebut tinggal menjadi urusan dari buyers and sellers," katanya.
Dia mengatakan, tersedianya pangkalan data secara online ini bisa juga dijual kepada pengusaha, sekaligus juga memperpendek alur kerja sama antarpengusaha.
"Tugas pemerintah adalah memfasilitasi atau mempertemukannya. Dan pemerintah Indonesia juga gencar melakukan promosi," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengutus wartawan media online, cetak, radio dan televisi ke Hongkong dan Shenzhen (Tiongkok) untuk menggali informasi tentang kawasan ekonomi khusus.
Hal ini terkait dengan investasi triliunan rupiah yang akan ditanamkan Tiongkok di kawasan ekonomi khusus (KEK) Bitung (salah satu kota di Sulut) dalam waktu dekat ini.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015