Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan nilai tukar rupiah cenderung stabil di tengah penguatan dolar AS di kawasan Asia.
"Hampir seluruh mata uang di Asia melemah dengan rata-rata pelemahan sebesar 0,5 persen setelah data penjualan rumah dan belanja rumah tangga AS yang lebih baik, namun rupiah cukup stabil dengan kecenderungan menguat terbatas," katanya.
Ia mengatakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang sudah dan akan diberlakukan masih bisa menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah.
Rangga menambahkan, angka pengangguran serta ekspektasi inflasi di negara-negara kawasan Euro yang diperkirakan membaik juga berdampak positif bagi pasar uang di negara-negara berkembang.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengingatkan sentimen positif terhadap rupiah yang masih minim membuka potensi pelemahan nilai tukar rupiah.
"Tetap cermati dan antisipasi sentimen yang dapat menekan rupiah terhadap dolar AS. Apalagi, sentimen kenaikan suku bunga the Fed dan ketidakpastian di Yunani masih membayangi," katanya.
Ia menambahkan bahwa jika data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis 1 April positif maka akan bisa mendorong rupiah kembali ke level Rp12.000 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015