Layanan yang diberi nama BTPN Wow! dengan tagline: Kini, Bank di Tanganku, diluncurkan di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin.
Hadir antara lain Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujonugroho, wakil Dirut BTPN, Ongki W Dana, Komisaris Utama BTPN, Dorodjatun Kuntjoro Djakti, anggota Komisi XI DPR, Gus Irawan Pasaribu, dan Wakil Bupati Deli Serdang, Zainuddin Mars.
Tidak perlu hp yang canggih dan mahal untuk transfer uang, bayar berbagai tagihan serta jual-beli pulsa, dan sebagainya. Semuanya dapat dilakukan dengan mudah oleh nasabah yang sudah terdaftar dalam program BTPN Wow!, melalui telepon seluler paling sederhana.
Semua itu cukup juga dilakukan di agen BTPN yang telah ditunjuk, tidak perlu ke kantor cabang. Agen yangg telah ditunjuk ini juga mudah proses "perekrutannya", cukup mudah, cukup dengan menyampaikan data nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, dan pekerjaan. Jadi ke bank sudah seperti sekedar silaturahmi ke kerabat saja.
Proses pendaftaran sangat mudah dan cepat, dalam demonstrasi proses pendaftaran tidak sampai lima menit.
"Begitu mudah dan cepat. Namun tetap dijamin keamanannya," kata Wakil Dirut BTPN, Djemi Suhendra, dalam pemaparan kepada wartawan sebelumnya.
Agen inilah ujung tombak armada bank itu. Untuk agen individu syaratnya harus memiliki usaha (misalnya jual pulsa, warung kelontong, dan lain-lain) serta memiliki reputasi dan rekam jejak yang baik dan dikenal oleh masyarakat sekitar. Sementara itu, bagi nasabah, syaratnya belum enjadi nasabah bank.
Agen bukan karyawan bank bersangkutan, melainkan pihak di luar bank yang mendapat komisi dari berbagai layanan yang dilakukannya, misalnya untuk pendaftaran nasabah baru mendapat Rp3.000 per nasabah, mendapat komisi satu persen dari saldo tabungan nasabah per bulan, dan untuk setiap transaksi mendapat komisi maksimal Rp7.500.
Layanan pendaftaran nasabah serta setoran dan penarikan tunai hanya bisa dilakukan oleh agen, sedangkan layanan lai bisa dilakukan sendiri oleh nasabah lewat telepon selulernya.
"Itulah dayatarik menjadi agen, bisa mendapat penghasilan tambahan. Semakin banyak nasabah dan semakin banyak transaksi, maka penghasilan agen juga bertambah," kata Djemi.
Bagi nasabah, akan sangat mudah bertransaksi misalnya jual beli pulsa HP tanpa biaya kepada siapa saja dan operator seluler apa saja, berkirim uang dan bayar tagihan lewat HP sehingga gidak ada biaya tambahan misalnya untuk transportasi menuju ATM atau bank.
"Ini terobosan yang mampu menjangkau masyarakat di pelosok dengan kualitas jaringan telepon seluler paling minim," kata Djemi.
Tidak perlu hp yang canggih dan mahal untuk transfer uang, bayar berbagai tagihan serta jual-beli pulsa, dan sebagainya. Semuanya dapat dilakukan dengan mudah oleh nasabah yang sudah terdaftar dalam program BTPN Wow!, melalui telepon seluler paling sederhana.
Semua itu cukup juga dilakukan di agen BTPN yang telah ditunjuk, tidak perlu ke kantor cabang. Agen yangg telah ditunjuk ini juga mudah proses "perekrutannya", cukup mudah, cukup dengan menyampaikan data nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, dan pekerjaan. Jadi ke bank sudah seperti sekedar silaturahmi ke kerabat saja.
Proses pendaftaran sangat mudah dan cepat, dalam demonstrasi proses pendaftaran tidak sampai lima menit.
"Begitu mudah dan cepat. Namun tetap dijamin keamanannya," kata Wakil Dirut BTPN, Djemi Suhendra, dalam pemaparan kepada wartawan sebelumnya.
Agen inilah ujung tombak armada bank itu. Untuk agen individu syaratnya harus memiliki usaha (misalnya jual pulsa, warung kelontong, dan lain-lain) serta memiliki reputasi dan rekam jejak yang baik dan dikenal oleh masyarakat sekitar. Sementara itu, bagi nasabah, syaratnya belum enjadi nasabah bank.
Agen bukan karyawan bank bersangkutan, melainkan pihak di luar bank yang mendapat komisi dari berbagai layanan yang dilakukannya, misalnya untuk pendaftaran nasabah baru mendapat Rp3.000 per nasabah, mendapat komisi satu persen dari saldo tabungan nasabah per bulan, dan untuk setiap transaksi mendapat komisi maksimal Rp7.500.
Layanan pendaftaran nasabah serta setoran dan penarikan tunai hanya bisa dilakukan oleh agen, sedangkan layanan lai bisa dilakukan sendiri oleh nasabah lewat telepon selulernya.
"Itulah dayatarik menjadi agen, bisa mendapat penghasilan tambahan. Semakin banyak nasabah dan semakin banyak transaksi, maka penghasilan agen juga bertambah," kata Djemi.
Bagi nasabah, akan sangat mudah bertransaksi misalnya jual beli pulsa HP tanpa biaya kepada siapa saja dan operator seluler apa saja, berkirim uang dan bayar tagihan lewat HP sehingga gidak ada biaya tambahan misalnya untuk transportasi menuju ATM atau bank.
"Ini terobosan yang mampu menjangkau masyarakat di pelosok dengan kualitas jaringan telepon seluler paling minim," kata Djemi.
Pada peluncuran itu, Hadad sangat mengapresiasi layanan BTPN Wow!, karena sangat mudah dan sederhana layanannya sehingga memungkinkan masyarakat di pedesaan dengan latarbelakang pendidikan yang tidak tinggi dan beragam profesi seperti petani, nelayan dan pedagang kecil bisa masuk dalam layanan perbankan yang tidak konvensional.
"Kalau ini berhasil begitu banyak masyarakat yang selama ini tidak terlayani perbankan, bisa menjadi terlayani dan menjadi sumber mobilisasi dana yag bisa mendukung pembangunan nasional.
Sebelumnya terungkap ada sekitar 200 juta anggota masyarakat yang belum terjangkau perbankan apabila program bank nirkantor, yang biasa disebut Laku Pandai secara nasional dengan melibatkan seluruh bank nasional bisa menjangkau separuh dari masyarakat yang tak terjangkau bank tersebut, maka potensi mobilisasi dana bisa mencapai Rp100 trliun suatu jumlah yang sangat besar dan bisa mendorong percepatan pembangunan nasional.
Pada kesempatan itu, Pudjonugroho meyakini program Laku Pandai akan sukses di Sumatera Utara,dan memiliki potensi yang sangat besar.
Untuk itu dia akan mendorong Bank Pembangunan Daerah Sumut segera ikut program Laku Pandai.
"Kalau ini berhasil begitu banyak masyarakat yang selama ini tidak terlayani perbankan, bisa menjadi terlayani dan menjadi sumber mobilisasi dana yag bisa mendukung pembangunan nasional.
Sebelumnya terungkap ada sekitar 200 juta anggota masyarakat yang belum terjangkau perbankan apabila program bank nirkantor, yang biasa disebut Laku Pandai secara nasional dengan melibatkan seluruh bank nasional bisa menjangkau separuh dari masyarakat yang tak terjangkau bank tersebut, maka potensi mobilisasi dana bisa mencapai Rp100 trliun suatu jumlah yang sangat besar dan bisa mendorong percepatan pembangunan nasional.
Pada kesempatan itu, Pudjonugroho meyakini program Laku Pandai akan sukses di Sumatera Utara,dan memiliki potensi yang sangat besar.
Untuk itu dia akan mendorong Bank Pembangunan Daerah Sumut segera ikut program Laku Pandai.
BTPN tahun ini menargetkan merekrut 24.000 agen di seluruh Indonesia, dengan potensi tambahan nasabah sekitar2,4 juta dengan asumsi setiap agen meraih nasabah 100 orang. Jumlah dana yang terhimpun akan tergantung besarnya tabungan masing-masing nasabah.
Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015