... dasar negara kita adalah Pancasila dan sejak lahir sudah menjadi kontrak sosial. Barangsiapa yang tidak setuju dengan kontrak sosial itu, silakan keluar dari bumi Indonesia...

Semarang (ANTARA News) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Tengah mendukung pencabutan kewarganegaraan bagi warga negara Indonesia yang bergabung Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS/ISIS).

"Siapa saja yang ke luar negeri untuk bergabung gerakan ISIS berarti tidak ingin lagi menjadi WNI yang dasar negaranya adalah Pancasila," kata Ketua PW NU Jawa Tengah, Abu Hapsin, di Semarang, Senin.

Ia menegaskan tidak akan pernah ada gerakan NIIS/ISIS di Tanah Air karena dasar negara Indonesia adalah Pancasila sehingga jika ada yang bergabung dengan ISIS bisa dicabut kewarganegaraannya.

"Yang menjadi dasar negara kita adalah Pancasila dan sejak lahir sudah menjadi kontrak sosial. Barangsiapa yang tidak setuju dengan kontrak sosial itu, silakan keluar dari bumi Indonesia," tukasnya.

Menurut dia, umat Islam harus saling bertoleransi dengan pemeluk agama lain untuk membangun bangsa dan negara karena mereka bukan orang lain, tetapi mitra untuk membangun Indonesia.

"Setiap agama ada tiga hal yang bersifat universal, yakni mendamaikan bumi, mencegah kerusakan bumi, dan mencegah pertumpahan darah atau pertikaian," katanya.

Meski umat Islam merupakan penduduk mayoritas, kata dia, Islam tidak dijadikan sebagai agama resmi negara dan tidak pula dijadikan sebagai ideologi negara Indonesia.

"Satu-satunya ideologi dan sumber etika yang menjadi rujukan moral dalam konteks bernegara, termasuk dalam membangun tatanan hukum dan politik adalah Pancasila," kata Hapsin.

Untuk mengantisipasi masuknya paham radikal laiknya NIIS/ISIS, ia mengingatkan pentingnya mengoptimalkan forum-forum bersama, seperti pengajian di masjid dan mushola yang terstruktur maupun tidak terstruktur.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015