Beijing (ANTARA News) - Tiongkok telah mengirimkan armada Angkatan Lautnya untuk mengevakuasi warganya yang berada di Yaman, menyusul krisis politik di negara tersebut.
Keterangan Kementerian Pertahanan Tiongkok, Selasa, menyatakan armada yang dikerahkan berasal dari satuan yang bertugas di Teluk Aden dan perairan Somalia.
Pemerintah Tiongkok memutuskan untuk mengevakuasi warganya dan mengamankan seluruh properti yang berada di Yaman.
Sebelumnya, Angkatan laut Arab Saudi, Sabtu, mengungsikan puluhan diplomat dari Yaman sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menarik staf internasionalnya setelah tiga malam berlangsungnya serangan-serangan udara pimpinan Saudi, yang berupaya membendung laju para pejuang Houthi sekutu Iran.
Para warga melaporkan adanya bentrokan-bentrokan sengit antara pihak Houthi dan para pejuang, yang sebagian besar dari kaum Sunni, di bagian selatan Yaman.
Sementara itu, serangan udara berupaya melemahkan serangan baru yang dilancarkan oleh kelompok Muslim Syiah ke Aden dari arah timur.
Delapan puluh enam diplomat asing dan warga negara Arab Saudi diangkut keluar dari Aden menggunakan kapal menuju kota pelabuhan di Laut Merah, Jeddah, kata seorang pejabat militer Saudi.
Mereka keluar dari kota itu, tempat Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi sebelumnya mengamankan diri hingga Kamis. Setelah itu, Sang Presiden pergi meninggalkan negaranya ke Mesir untuk menopang dukungan Arab bagi kekuasaannya yang sedang runtuh.
Direktur jenderal Kementerian Kesehatan Yaman, al-Khadher Laswar, mengatakan sudah lebih dari 68 orang yang tewas dan 453 lainnya luka-luka di kota itu sejak Rabu. Ledakan-ledakan di gudang amunisi terbesar Aden pada Sabtu menewaskan setidaknya 15 orang dan membuat lusinan lainnya luka-luka, ujarnya.
Di ibu kota negara, Sanaa, yang saat ini berada di bawah kendali Houthi sejak September, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sebagian besar dari 100 anggota staf internasionalnya dievakuasi.
Para pejabat bandar udara mengatakan sekitar 250 warga negara asing yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan minyak dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat internasional juga sudah terbang ke Ethiopia dan Djibouti.
Sementara Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta meminta semua pihak menahan diri dengan memperhatikan keselamatan warga sipil dan warga asing di Yaman.
Berdasarkan data Kemenlu sampai saat ini tercatat 4.159 WNI terdiri atas 2.686 mahasiswa dan 1.488 pekerja di Yaman. Sebanyak 141 WNI telah dipulangkan dari Yaman.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015