Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan korban tewas dalam bencana tanah longsor di Cimerak, Sukabumi, Jawa Barat mencapai 12 orang, dengan dua di antaranya belum ditemukan.
BNPB dalam penyataannya, Minggu, menyebutkan bahwa 10 korban tewas sudah dievakuasi dan diidentifikasi, sementara dua orang belum ditemukan
Di antara dua korban tewas adalah warga Cianjur yang sedang bertamu ke desa itu.
Sebanyak 97 keluarga (290 jiwa) saat ini mengungsi ke balai desa, tenda-tenda pengungsi, dan ke tempat kerabatnya.
Sekitar 300 personel gabungan dari BPBD Kabupaten Sukabumi, BNPB, TNI, Polri, Tagana, SAR, PMI, SKPD, relawan, dunia usaha, dan masyarakat masih terus bekerja mencari korban dan tindakan-tindakan darurat lain.
Satu alat berat dan dua dump truck dikerahkan untuk membersihkan material longsor.
Bencana longsor tersebut disebabkan hujan deras selama dua setengah jam pada Sabtu (28/3/15) sehingga air dari Gunung Merak melimpah ke perkampungan.
Tebing setinggi 20 meter dengan panjang sekitar 200 meter longsor menutup akses jalan Sukalarang - Cireungas.
Lebih lanjut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya mengatakan, banyak daerah di Kabupaten Sukabumi yang rawan longsor.
Bertambahnya penduduk dan permukiman yang menempati daerah rawan longsor tanpa didukung oleh mitigasi struktural dan non struktural yang memadai menyebabkan warga berada dalam risiko tinggi terkena longsor.
Beberapa kejadian longsor yang pernah terjadi di Kabupaten Sukabumi antara lain di Kecamatan Pabuaran dan Purabaya pada 26 Juni 2014 yang menyebabkan 3 orang tewas dan puluhan rumah rusak.
Kemudian, longsor di Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug pada 10 Maret 2015 yang menyebabkan 3 orang tewas.
Berikut data-data korban tewas longsor Cimerak, Sukabumi:
- Maya (13)
- Aisyah (50)
- Sopardi panggilan Opan (56)
- Dede (40)
- Elsa (15)
- Egi (6)
- Jamilah/Nyinyin (37)
- Lisdiawati (4)
- Lilis (36)
- Abdul Muti (42)
- Aldi (12), belum ditemukan.
- Deni (40), belum ditemukan.
Pewarta: Martha Herlinawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015