Kalau tidak ada uang negara yang cukup bagaimana bisa membangun jalan, rumah sakit dan sekolah

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menegaskan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dilakukan untuk membangun infrastruktur Indonesia.

"Indonesia kan mau bikin jalan lebih panjang, sekolah lebih banyak, rumah sakit lebih banyak. Kalau tidak ada uang negara yang cukup bagaimana bisa membangun jalan, rumah sakit dan sekolah," kata Kalla usai meresmikan kegiatan Donor Darah Taruna Merah Putih di Jakarta, Minggu pagi.

Sebagian dana yang sebelumnya diberikan untuk subsidi BBM, dialihkan untuk pembangunan tersebut.

"Oleh karena itu subsidi ditetapkan yang tepat. Kalau harga naik atau rupiah naik ya naik juga (harga BBM). Itu risiko dari suatu kebijakan yang sudah diambil," ujar Kalla.

Pemerintah telah menetapkan untuk memberikan subsidi tetap bagi BBM sebesar Rp1.000 per liter.

Kalla sebelumnya mengatakan kenaikan harga BBM sebesar Rp500 per liter yang resmi dilakukan pemerintah pada Sabtu (28/3), disebabkan nilai rupiah yang melemah.

"Kita tahu rupiah sekarang masih Rp13.000 lebih per dolar AS, minyak juga naik lagi," kata Wapres dalam kunjungan kerjanya di Jambi, Sabtu (28/3).

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014, premium tidak lagi menjadi barang subsidi.

Penetapannya dibagi menjadi dua, yakni oleh pemerintah untuk premium penugasan di luar Jawa-Bali, dan Pertamina untuk premium umum di Jawa-Bali.

Sementara, solar dan minyak tanah tetap barang subsidi yang harganya ditetapkan pemerintah. Harga solar masih mendapat subsidi tetap Rp1.000 per liter, sementara minyak tanah diberikan subsidi fluktuatif.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015