Doha (ANTARA News) - Setelah terakhir kali mendengar kata "perak" ketika ganda putra bulutangkis Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto pada 9 Desember lalu, akhirnya Indonesia bisa kembali mendengar itu lagi pada Kamis, satu hari menjelang penutupan. Adalah atlet wushu putri Susyana Tjhan, yang mempersembahkan sedikit hiburan di tengah suramnya prestasi atlet Indonesia pada Asian Games XV Doha 2006. Gadis berusia 22 tahun itu merebut medali perak pada nomor kombinasi tiga event, di bawah Ma Lingjuan, atlet dari negara asal beladiri tersebut, China. "Saya amat gembira dengan hasil yang saya peroleh ini. Persaingan di wushu amat ketat karena beberapa negara sudah amat maju, terutama China, Vietnam, Korea dan Macau. Padahal target saya masuk urutan lima besar," kata mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jakarta itu, usai pertandingan di Hall Aspire, Doha. "Saya persembahkan medali perak ini kepada negara dan bangsa. Saya bangga. Saya berterima kasih kepada Tuhan, kedua orangtua saya dan kepada pengurus PB Wushu serta semua pihak yang mendukung saya," lanjut Susyana yang mulai berlatih wushu saat berusia delapan tahun. Akan tetapi dua atlet wushu putra tidak bisa mengikuti prestasi Susyana itu. Pada nomor kombinasi tiga event putra -- gerakan Nanquan, Nandou dan Nangun, yang diikuti 20 atlet -- Heryanto bertengger di urutan kelima, sedangkan rekannya Sandry Liong di tangga ke-12. "Hasil ini sudah memenuhi target pribadi saya. Saya menargetkan masuk urutan enam besar dan ternyata masuk lima besar. Saya gembira tetapi harus berusaha dapat lebih baik di lain turnamen," kata Heryanto. Sementara itu, dari cabang balap sepeda, Uyun Muzizah hanya mampu menempatkan diri di urutan keenam pada gelar lomba Point Race di velodrom Sport City, Kamis siang, sedangkan rekannya yang turun di nomor lain kandas semua. Di nomor final Kirin putaran pertama "repechage", Edi Purnomo berada di urutan terakhir pada Heat kedua dan pada final nomor Madison 200 putaran sepanjang 50 km, Fatahillah Abdullah dan Kaswanto dinyatakan DNF (tidak finish). Perolehan medali dari dayung pada Asian Games XV terhenti di jumlah dua perunggu setelah Sarce Aronggear serta Asnawir dan Roinadi gagal merebut medali pada final canoeing, Kamis. Sarce, yang bertanding pada nomor Kayak Tunggal (K1) 500m, harus puas berada di tempat kelima dari enam peserta final di West Bay Lagoon, Doha. Catatan waktu pedayung asal Papua itu, 2:07,808, terpaut 9,364 detik dari sang juara pedayung Uzbekistan, Yulia Borzova. Medali perak direbut Zhong Hongyan dari China, sementara perunggu diambil pedayung Kazakhstan Sergeyeva Natalya. "Saya sudah berusaha maksimal sampai saya benar-benar kelelahan saat menyentuh garis finish," kata atlet berusia 27 tahun itu usai perlombaan. Asnawir dan Roinadi yang bertarung di nomor canoe double (C2) 500m, hanya terpaut 2,220 meter dari perebut medali perunggu, Rustam Mirzadirayov/Maksim Kiryanov dari Uzbekistan. Sempat berada di urutan ketiga pada 250m pertama, Asnawir/Roinadi harus puas hanya masuk empat besar. "Kami sudah berusaha maksimal untuk bisa mengejar mereka pada 250m akhir, tetapi kami kalah jangkauan lengan. Ibaratnya satu kayuhan mereka sama dengan dua kayuhan kami," jelas Roinadi sambil menyuci perahunya usai perlombaan. Berakhirnya lomba canoeing itu juga mengakhiri laga atlet Indonesia di Asian Games XV. Dari 132 atlet yang diturunkan dalam 20 cabang olahraga, Indonesia hanya berhasil memperoleh dua emas, tiga perak dan 15 perunggu, kurang dua medali emas dari yang ditargetkan sebelum berangkat ke negara Teluk itu. (*)
Copyright © ANTARA 2006