Rejanglebong (ANTARA News) - Kementerian Agama Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, mengingatkan kalangan masyarakat setempat agar tidak tergiur dengan program umrah gratis yang ditawarkan sejumlah pihak.
"Warga Kabupaten Rejanglebong agar tidak tergiur dengan tawaran mengikuti program umrah gratis yang ditawarkan sejumlah pihak, karena saat ini program umrah itu banyak yang disalahgunakan untuk perekrutan anggota ISIS seperti yang terjadi di sejumlah kota di Jawa maupun daerah lainnya," kata Kepala Kemenag Rejanglebong, CH M Naseh di Rejanglebong, Jumat.
Imbauan untuk mewaspadai tawaran program umrah gratis kepada masyarakat daerah tersebut kata dia, dilakukan pemerintah pusat dan aparat keamanan menyusul terjadinya gencarnya pemberitaan perekrutan anggota ISIS yang terjadi belakangan ini dengan modus pemberangkatan umrah.
Kendati pihaknya saat ini belum menemukan adanya warga setempat yang terlibat atau bergabung dengan kelompok yang akan membentuk negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS tambah dia, harus diwaspadai sehingga tidak masuk ke daerah itu.
Untuk itu dia meminta warga yang mendapatkan penawaran program umrah gratis yang mereka terima hendaknya berkoordinasi dengan pihaknya sehingga tidak menjadi korban penipuan maupun ajak bergabung di kelompok radikal ini.
Sementara itu untuk jumla warga yang sudah mendaftarkan diri sebagai peserta ibadah haji dari 15 kecamatan di Rejanglebong kata dia, hingga saat ini sudah mencapai 2.597 orang, dengan daftar tunggu hingga 2027 mendatang.
"Hingga saat ini warga Kabupaten Rejanglebong yang sudah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sebanyak 2.597 orang, dari jumlah ini jika kuota per tahun yang diterima hanya 184 orang dan tidak bertambah maka daftar tunggu tersebut baru habis pada 2027 mendatang," katanya.
Tingginya animo masyarakat daerah itu untuk menunaikan ibadah haji kata dia, merupakan hal yang positif dan menandakan kesadaran umat Islam dalam menunaikan ibadah haji sudah tinggi serta adanya peningkatan ekonomi masyarakat.
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015