Sedangkan kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) turun 4,07 poin (0,48 persen) ke level 927,93.
"Sentimen domestik yang relatif positif cenderung tertutupi oleh sentimen ekternal sehingga kembali membebani laju IHSG BEI," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan adanya pernyataan Presiden the Fed bagian Atlanta Dennis Lockhart bahwa kenaikan suku bunga cukup mungkin terjadi di bulan September mendatang menjadi salah satu sentimen negatif di pasar saham.
Selain itu, lanjut dia, pasar juga sedang menanti keputusan pemerintah Yunani mengenai dana talangan. Jika pemerintah Yunani berkomitmen sesuai yang diinginkan Uni Eropa, akan memberikan dampak positif bagi pasar saham.
"Diharapkan Yunani dapat meyakinkan pihak kreditur bahwa pihaknya akan menjalanjakan reformasi ekonomi," katanya.
Sentimen lainnya, lanjut dia, Rusia tengah dihadapi tingkat inflasi yang tinggi di tengah kelesuan ekonominya seiring harga-harga produk konsumen semakin tidak terjangkau khususnya untuk bahan pangan.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa kondisi IHSG terlihat belum cukup kuat di tengah goncangan sentimen global, namun diharapkan faktor kestabilan perekonomian domestik ditambah stabilnya fluktuasi nilai tukar rupiah dapat menahan tekanan lebih dalam.
"Dalam jangka menengah, tren IHSG BEI masih berada dalam tren penguatan," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 40,35 poin (0,16 persen) ke 24.456,73, indeks Bursa Nikkei naik 100,94 poin (0,52 persen) ke 19.572,05, dan Straits Times menguat 9,72 poin (0,26 persen) ke posisi 3.440,64.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015