"Sampai saat ini NTT belum ada isu yang menyatakan bahwa ada anggota ISIS di wilayah kita," katanya usai melakukan ramah tamah dengan wartawan di markas Korem 161/Wirasakti Kupang, Kamis.
Namun menurutnya, ia telah menyampaikan kepada anggota-anggotanya agar selalu antisipasi jika mendengar gerakan tersebut masuk ke NTT.
Selain itu, menurutnya potensi gerakan ISIS tersebut untuk masuk ke NTT, diyakini sangat kecil karena melihat mayoritas wilayah NTT adalah penganut agama Kristen.
Terkait 10 warga negara Bangladesh Jamaah Tabliq yang diamankan oleh warga Adonara Kabupaten Flores Timur, ia menyatakan karena saat memasuki wilayah NTT, kesepuluh orang tersebut belum sempat melaporkan kehadiran mereka ke pihak keamanan setempat.
"Saat ini lagi banyak berita soal ISIS, oleh karena itu jika ada warga asing yang tidak dikenal datang ke sebuah wilayah harus melapor ke pihak keamanan baik ke Polres atau Kodim setempat untuk bisa mendapatkan pengamanan jika dicurigai warga," tuturnya.
Komandan berbintang satu tersebut mengatakan antisipasi yang dilakukan sejauh ini adalah dengan melakukan pemantauan melalui bintara pembina desa (Babinsa), serta kodim-kodim di setiap wilayah..
"Mereka sudah saya sampaikan agar memantau pergerakan di setiap wilayah jika melihat adanya orang asing yang masuk segera ditangkap dan dimintai keterangan serta identitasnya," tambahnya.
Namun, ia berharap setiap masyarakat bisa bekerja sama dengan pihak keamanan untuk mencegah masuknya gerakan tersebut seperti yang dilakukan oleh warga Adonara beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri tengah mengantisipasi penyebaran paham pembentukan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) dengan meningkatkan pengawasan terhadap masuknya warga negara asing (WNA) di suatu daerah.
Hal ini dilakukan Kemendagri sebab saat ini, salah satu modus penyebaran paham ISIS tersebut adalah melalui WNA yang datang sebagai turis ke Indonesia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015