Malang (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menegaskan, pemberlakuan pasar bebas di lingkungan ASEAN melalui masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015, bukan untuk ditakuti, tetapi sebagai keniscayaan dari lahirnya integritas ekonomi.
"MEA ini menjadi sebuah keniscayaan lahirnya integritas ekonomi dan bukan sesuatu yang harus ditakuti, justru sebaliknya menjadi tantangan bagi kita semua. Sekarang kita sudah mulai membangun berbagai strategi untuk menaikkan daya saing kita di bidang industri, baik skala besar maupun tingkat usaha mikro kecil menengah (UMKM)," tegas Soekarwo di Malang, Kamis.
Gubernur mengatakan hal itu usai menjadi pembicara dalam kualiah tamu "Leader for Change: Responsive, Creative, Inisiative" yang diselenggaralkan Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) Malang di Gedung Widyaloka kampus setempat.
Lebih lanjut, Soekarwo yang akrab dipanggil Pakde Karwo itu mengatakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, pembangunan infrastruktur penunjang, teknologi, efesiensi distribusi barang dan jasa, regulasi, iklim usaha yang kondusif, reformasi birokrasi, serta hasil produksi yang terstandarisasi juga harus disiapkan.
Saat ini, katanya, stabilitas perekonomian Jatim memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Jatim sebagai produsen maupun jalur distributor ekonomi seluruh Indonesia, khususnya di wilayah timur, bahkan daya saing Jatim, mampu mengungguli daerah lain karena dianggap lebih baik di beberapa sektor.
"Jatim lebih baik dalam pelayanan, produk, lebih murah ongkos produksi serta lebih cepat distribusinya. Namun, Jatim masih menduduki tingkat daya saing nomor 2 di bawah DKI Jakarta, sebab kontribusi ekonomi nasional Jatim hanya 14,61 persen, sedangkan DKI Jakarta 16,71 persen," ujarnya.
Kondisi itu, katanya, dikarenakan pemasukan pajak di DKI Jakarta sangat tinggi, dan kalau pemasukan atau pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak Jatim tinggi, pasti bisa mengungguli Jakarta.
Dalam perkembangannya, peran mahasiswa dalam perputaran roda perekonomian di Jatim cukup besar, sebab mahasiswa merupakan sumber daya produktif yang menjadi motor penggerak dinamika dan inovasi kinerja ekonomi Jatim.
"Sudah selayaknya kalau mahasiswa ini juga menjadi salah satu bagian dari motor penggerak perekonomian di Jatim. Inovasi dan kreativitas mahasiswa cukup penting dan menjadikan sumbangsih untuk pengembangan perekonomian di provinsi ini," pungkas Pakde Karwo.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015