New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena data menunjukkan pesanan barang tahan lama di negara itu turun lebih besar dari yang diperkirakan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu bahwa pesanan baru untuk barang-barang tahan lama yang diproduksi pada Februari menurun 3,2 miliar dolar AS atau 1,4 persen menjadi 231,3 miliar dolar AS, jauh di bawah konsensus pasar untuk kenaikan moderat sebesar 0,7 persen, lapor Xinhua.
"Permintaan luar negeri lemah, persaingan ketat dari impor yang lebih murah dan harga komoditas yang lebih rendah akan terus membebani produsen dalam negeri di masa mendatang," kata Jay Morelock, seorang ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.
Sementara itu, euro naik terhadap dolar AS karena data positif dari Jerman menunjukkan ekonomi terbesar di Eropa itu telah sangat pulih pada kuartal pertama tahun ini.
Indeks Iklim Bisnis Ifo untuk industri dan perdagangan di Jerman naik untuk bulan kelima berturut-turut dari 106,8 poin pada Februari menjadi 107,9 poin pada Maret, tingkat tertinggi sejak Juli 2014, lembaga Ifo mengatakan pada Rabu.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,26 persen menjadi 96,941 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0958 dolar dari 1,0925 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,4865 dolar dari 1,4846 dolar. Dolar Australia turun menjadi 0,7836 dolar dari 0,7870 dolar.
Dolar AS dibeli 119,63 yen Jepang, lebih rendah dari 119,66 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS naik tipis menjadi 0,9616 franc Swiss dari 0,9576 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2521 dolar Kanada dari 1,2497 dolar Kanada.
(T.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015