"Dalam kompetisi karya tulis ilmiah nasional di Universitas Sumatera Utara, 19-23 Februari 2015, oven bioetanol itu memenangi Juara II USU National Scientific Challenge Event," kata mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair, Yousida Hariani, Rabu.
Didampingi rekannya Masliana dari FST dan rekannya dari FPK, Ichwan Rosidi, ia menjelaskan Oven Bioraling (oven bioetanol ramah lingkungan) itu mampu meningkatkan produksi jajanan khas Tuban yang terbuat dari tepung ketan dan parutan kelapa itu.
Awalnya, Yousi dan rekan-rekannya melihat bahwa di daerahnya, Babat, Tuban, banyak pengusaha wingko babat yang bergantung pada bahan bakar kayu jati. Dalam satu kali produksi wingko dengan bahan baku 1 kuintal tepung ketan dibutuhkan bahan bakar 30 kilogram kayu jati.
Masalahnya, untuk menghasilkan wingko yang empuk dan tahan lama dibutuhkan suhu konstan 170-180 derajat celsius yang bisa dihasilkan dari kayu jati, sedangkan suhu tertinggi yang bisa dihasilkan kayu lain hanya 150-160 derajat celsius yang bisa mengurangi kualitas wingko.
Sementara itu, harga kayu jati Rp35 ribu per kilogram dan jika penggunaan kayu jati sebagai bahan bakar tidak dikendalikan, maka lambat laun bahan bakar ini akan langka, mengingat siklus hidup pohon jati cukup lama.
"Namun, bioetanol sebagai bahan bakar alternatif yang dibuat dari sampah organik apapun bisa menghasilkan panas sebesar 170-200 derajat celsius, karena itu kami merancang oven dan kompor dengan bahan bakar bioetanol," katanya.
Oven rancangan mereka terdiri atas pelat, pipa stainless steel, pengontrol suhu, dan "blower" untuk meratakan suhu di dalam oven, sedangkan panas oven berasal dari kompor bioetanol yang tersusun atas burner, pipa, regulator, dan tangki bioetanol.
Ia berharap masyarakat, khususnya industri, bisa beralih ke bahan bakar bioetanol. "Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar diharapkan bisa meningkatkan produksi karena lebih ekonomis," ungkap Yousi.
Sementara itu, empat mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya juga menyabet juara kedua dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diselenggarakan Teknik Industri Universitas Indonesia, Jakarta pada 12 Maret 2015.
Keempat orang mahasiswa adalah Cynthia Candradewi, Stefanie Mariana Linardi, Derried Anwar dan Hendry Sugianto Setiawan. Mereka berhasil menang dan membawa pulang piala, sertifikat, dan uang 1.750 dollar AS.
Dalam kompetisi yang mengusung tema "Increasing the Competitiveness of Gas-based Industry to Support Energy Security Through Strategic Management" itu, mereka bersaing dengan peserta dari 25 universitas terbaik se-Indonesia.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015