Pantauan Antara melaporkan, dua pemukiman tersebut di antaranya Perumahan Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, dan Kompleks dosen IKIP, Kecamatan Jatiasih.
"Hujannya cukup lebat sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul 14.30 WIB. Tidak lama kemudian, terjadi banjir setinggi 1 meter sampai masuk ke dalam rumah," kata Brata (35) warga RT32/RW04, Kelurahan Bojong Rawalumbu.
Menurut dia, lokasi terparah terjadi di Jembatan 12 Perumahan Rawalumbu yang dihuni puluhan kepala keluarga.
"Saya sempat terisolir karena semua jalan tergenang air dan tidak bisa dilintasi kendaraan," katanya.
Situasi ini kerap terjadi setiap kali hujan deras turun akibat saluran air yang tidak berfungsi optimal.
Sementara itu, keluhan yang sama juga disampikan Nurul (23) warga Kompleks Dosen IKIP, Kecamatan Jatiasih.
"Banjir tidak hanya menyergap rumah saya, tapi juga memutus akses Jalan Jatikramat menuju Tol Jatibening," katanya.
Menurut dia, banjir di wilayah itu hingga kini belum mendapat penanganan yang serius dari Pemkot Bekasi sehingga selalu terulang setiap kali hujan deras turun.
"Kedalaman banjir sampai sore tadi berkisar 1 meter di dalam kompleks. Ini merupakan kejadian yang keempatkalinya dalam kurun waktu 2015," katanya.
Menurut dia, banjir yang memutus akses Jalan Jatikramat dikarenakan adanya bangunan rumah toko (ruko) tepat di depan Kompleks Dosen IKIP yang tidak menyediakan resapan air.
"Posisi rukonya berderet dengan lahan yang lebih tinggi dari jalan. Sehingga saat terjadi luapan, air dari dalam kolpkes tidak bisa keluar karena terhalau bangunan ruko tersebut," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015