Temuan ini didapat setelah ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, (FKM UI), Prof. Dr. dr. Ratna Djuwita, MPH, menganalisa data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, yang melibatkan 43 ribu anak usia sekolah dasar dari 13 propinsi di Indonesia.
Dia juga memasukkan 118 jenis makanan sebagai sampelnya.
Hasil studi menunjukkan, rata-rata asupan Omega 3 dan 6 pada menu harian anak ialah rendah. Asupan Omega 3 rata-rata anak Indonesia ialah sebesar 0,2 persen energi.
Angka ini hanya hanya mencapai 39 persen dari rekomendasi WHO.
Sementara asupan Omega 6, rata-rata sebesar 3,36 persen. Ratna mengatakan, sekalipun angka ini sudah mencapai rekomendasi WHO, namun konsumsi Omega 6 LA masih belum merata di Indonesia.
"Dapat disimpulkan, mayoritas anak Indonesia masih perlu mendapatkan tambahan asupan lemak tak jenuh ganda, khususnya Omega 3 ALA dan Omega 6 LA setiap harinya," ujar Ratna di Jakarta, Rabu.
"Dapat disimpulkan, mayoritas anak Indonesia masih perlu mendapatkan tambahan asupan lemak tak jenuh ganda, khususnya Omega 3 ALA dan Omega 6 LA setiap harinya," ujar Ratna di Jakarta, Rabu.
Ratna mengatakan, studi yang dilakukan bersama Unilever Indonesia ini juga menunjukkan, perlu adanya pengenalan sumber makanan yang mengandung Omega 3 ALA dan Omega 6 LA pada masyarakat.
"Sebagai rekomendasi dari penelitian ini, masyarakat Indonesia memerlukan sebuah prakarsa kesehatan masyarakat yang memperhatikan kuantitas dan kualitas agar sesuai anjuran," kata Ratna.
Secara umum, makanan yang mengandung Omega 3 dan Omega 6 yang cukup tinggi di antaranya ikan salmon, minyak kanola dan alpukat, kerapkali tidak dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat atau jarang dikonsumsi masyarakat.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015