Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI, Setya Novanto mengimbau pemerintah mampu menjawab tantangan ketidakpastian ekonomi global yang bisa berpengaruh pada ekonomi nasional melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan.

“Kami meyakini bahwa ekonomi Indonesia akan tetap bertahan dan mampu mengatasi berbagai tantangan yang datang silih berganti. Indonesia diharapkan tetap mampu bersaing di tingkat regional maupun global dengan segala potensi yang dimiliki," kata Novanto saat membuka workshop seminar ekonomi dan sosial di DPR, Rabu.

Novanto menambahkan, ketidakpastian ekonomi global telah mengoreksi target angka pertumbuhan nasional. Dalam APBN-Perubahan 2015 target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan 5,8 persen, terkoreksi menjadi 5,7 persen.

"Kita ketahui bersama perekonomian global saat ini masih menghadapi ketidakpastian. Diawali dari krisis Yunani yang belum selesai, perlambatan ekonomi Jepang dan Cina, pemulihan ekonomi Eropa yang masih lambat, serta penurunan harga minyak mentah dunia," katanya.

Penurunan ini, lanjut Novanto, lebih disebabkan oleh kelebihan pasokan produksi minyak di Amerika Serikat, dari 5,1 juta barel per hari di tahun 2013 menjadi 7,4 juta barel per hari pada tahun 2015. Juga, OPEC sendiri sebagai organisasi minyak dunia, masih mempertahankan produksi 30 juta barel per hari di tengah perlambatan ekonomi dunia.

"Kondisi ini secara langsung maupun tidak, berdampak pula pada perekonomian nasional," katanya.

Indonesia sendiri sedang menghadapi penurunan harga minyak dunia yang menyebabkan potential revenue loss sekitar Rp202 triliun yang bersumber dari penerimaan migas. Potential revenue loss ini disebabkan juga akibat penurunan laju produksi migas nasional sebesar 8 persen.

"Untuk menutupi penurunan tersebut, penerimaan perpajakan ditingkatkan sebesar Rp109 triliun dalam APBN-Perubahan 2015. Dengan demikian, penurunan pendapatan negara hanya sebesar Rp32 triliun," ujar Novanto.

Diungkapkan Novanto, pada tahun-tahun mendatang Indonesia akan tetap dihadapkan pada ketidakpastian kondisi ekonomi global. Selain itu, banyak tantangan lainnya yang dihadapi, yaitu pusat ekonomi dunia akan bergeser dari kawasan Eropa-Amerika ke kawasan Asia Pasifik, tren perdagangan global tidak hanya dipengaruhi oleh perdagangan barang, semakin meningkatnya hambatan non tarif di negara tujuan ekspor, dan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

“Kondisi ini harus mampu kita jawab melalui berbagai kebijakan yang tepat. Sedangkan di dalam negeri, kita juga masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menghambat akselerasi perekonomian nasional. Permasalahan tersebut antara lain terbatasnya ketersediaan infrastruktur yang mendukung peningkatan kemajuan ekonomi, kendala peraturan perundang-undangan baik pusat maupun daerah yang menjadi penghambat bagi pertumbuhan perekonomian, terbatasnya penerapan dan penguasaan teknologi, serta terbatasnya kemampuan untuk membiayai pembangunan,” papar Novanto.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015