Denpasar, (ANTARA News) - Pemerhati satwa dan pencinta taman nasional, kembali melakukan pelepasliaran burung Jalak Bali (leucopsar rothschildi) untuk yang kedua kalinya di gugusan kepulauan Nusa Penida, Bali. Jalak Bali yang dilepasliarkan kali ini sebanyak 12 ekor sedangkan yang pertama 10 Juli lalu sebanyak 25 ekor di kepulauan Nusa Penida, kata Ketua Yayasan Pencinta Taman Nasional, Drh I Gede Nyoman Bayu Wirayudha di Denpasar, Kamis (14/12). Gugus kepulauan Nusa Penida yang terdiri atas tiga pulau yakni pulau Ceningan, Lembongan dan Nusa Pemida ditetapkan sebagai "bird sanctuary (BS)", yakni suatu kawasan yang diperuntukkan bagi perlindungan burung. Perkembangan jalak Bali di kawasan Nusa Penida, cukup menggembirakan, dimana 25 ekor yang diliarkan lima bulan lalu, hingga kini 23 ekor diantaranya mampu mempertahankan hidupnya di alam bebas, dua ekor lainnya mati. Yang lebih menggembirakan, kata Bayu yang aktivis pada The Friends of the National Parks Foundation (FNPF) menyebutkan, dalam perkembangan terakhir ini ada penambahan populasi sebanyak lima ekor anakan atau bertambah 12 persen. Ini menandakan burung yang telah dilepasliarkan ke alam bebas dalam hal mencari makan dan minum sangat baik karena sudah bisa mengenali jenis makanannya, termasuk kemampuannya dalam mencari pasangan untuk bisa berkembangbiak. Sesuai pengamatannya, pasangan burung yang telah terbentuk hingga saat ini sebanyak sepuluh pasang dan dari pasangan itu yang sudah menunjukkan tanda-tanda bersarang dan berkembangbiak sebanyak tujuh pasangan. Ia menjelaskan, jarak jelajah burung jalak Bali yang dilepaskan di Nusa Penida sangat bervariasi antara 10 meter hingga 1,5 km. Keberhasilan itu tentu berkat peranserta masyarakat setempat mengamankan habitatnya. Jadi gugusan kepulauan Nusa Penida, cocok untuk pelepasliaran jalak Bali dan lokasi itu pula tidak menutup kemungkinan baik untuk burung jenis lain yang membutuhkan kondisi lingkungan yang mirip dengan Nusa Penida, Kata Bayu.(*)

Copyright © ANTARA 2006