Seyne-Les-Alpes, Prancis (ANTARA News) - Satu pesawat Airbus yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan berbiaya rendah Germanwings Lufthansa jatuh di tepi pegunungan di kawasan Alpen Prancis pada Selasa, menewaskan semua orang di dalamnya termasuk 16 anak-anak sekolah.
Germanwings membenarkan penerbangan 4U 9525 yang membawa 144 penumpang dan enam orang awak dari Barcelona ke Dusseldorf jatuh, lapor Reuters.
Salah satu kotak hitam pesawat itu telah ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat, sekitar 100 kilometer sebelah utara Nice, kota Riviera dan akan diperiksa segera, kata Kementerian Dalam Negeri Prancis.
Di Washington, Gedung Putih menyatakan jatuhnya pesawat itu tampaknya bukan disebabkan oleh satu serangan teroris, sementara Lufthansa mengatakan pihaknya bekerja atas dasar asumsi bahwa tragedi itu merupakan suatu kecelakaan, dengan menambahkan bahwa teori yang lain merupakan spekulasi.
Foto udara memperlihatkan puing-puing berserakan dan satu potongan badan pesawat dengan enam pintu bertebaran di jurang yang dibelah oleh sungai.
"Kami melihat satu pesawat yang sudah berkeping-keping, jasad-jasad dalam keadaan hancur, tak ada potongan sayap atau badan pesawat yang utuh," kata Brice Robbin, penuntut kota Marseille, kepada kantor berita Reuters setelah terbang dengan helikopter di atas puing-puing.
Germanwings meyakini sebanyak 67 warga Jerman menumpang pesawat tersebut. Wakil perdana menteri Spanyol mengatakan 45 penumpang memakai nama Spanyol. Satu orang Belgia juga berada di dalam pesawat nahas itu.
Juga di antara para korban terdapat 16 anak-anak dan dua guru dari sekolah Joseph-Koenig-Gymnasium di kota Haltern am See di bagian baratlaut Jerman, kata seorang wanita juru bicara.
Rumah Opera Liceu Barcelona mengatakan di Twitter bahwa penyanyi, Oleg Bryjak kelahiran Kazakhstan dan Maria Radner dari Jerman meninggal ketika kembali ke Dusseldorf setelah mereka tampil di teater itu.
Kepolisian Prancis di tempat kejadian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut mengatakan tak ada yang selamat dalam peristiwa itu dan perlu waktu beberapa hari untuk mengumpulkan jasad-jasad karena medannya sulit, salju dan badai.
Polisi menyatakan tim penyelamat akan bermalam pada ketinggian itu. "Kami masih mencari. Tak mungkin jasad-jasad diterbangkan hingga Rabu," kata Kepala Kepolisian Regional David Galtier kepada Reuters.
Di Paris, Perdana Menteri Manuel Vallas mengatakan kepada parlemen,"Satu helikopter berusaha untuk mendarat (dekat tempat jatuhnya pesawat) dan dikonfirmasi bahwa tak ada yang selamat."
Untuk pertama kali pesawat penumpang berukuran besar jatuh di wilayah Prancis sejak bencana Concorde di luar kota Paris hampir 15 tahun lalu. Jet A320 merupakan salah satu jenis pesawat yang paling banyak digunakan di dunia.
(Uu.M016)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015