Oleh karena itu Pemerintah Indonesia perlu memperketat lagi pengawasan terhadap narapidana di penjara Nusakambangan,"

Yogyakarta (ANTARA News) - Pakar terorisme dari Internasional Crisis Group Sidney Jones mengatakan propaganda ideologi Negara Islam Irak dan Suriah masih berpotensi masuk ke Indonesia melalui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan.

"Oleh karena itu Pemerintah Indonesia perlu memperketat lagi pengawasan terhadap narapidana di penjara Nusakambangan," kata Sidney Jones saat mengunjungi Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

Jones mengatakan masuknya ideologi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disalurkan melalui propaganda berbahasa Inggris dan Arab yang disebarkan kelompok itu. Propaganda itu selanjutnya diterjemahkan oleh narapidana yang ada di Nusakambangan untuk selanjutnya disebarkan.

"Semua propaganda itu diterjemahkan oleh orang yang sekarang ditahan di Nusakambangan," kata Jones tanpa menyebut nama narapidana itu.

Meski saat ini narapidana itu telah dipisahkan secara khusus dari narapidana lain, ia menilai, masih memiliki kemungkinan tetap mampu mengakses informasi yang berkaitan dengan ISIS.

"Memang sudah dipisahkan tapi kemungkinan tetap bisa mengakses melalui HP (telepon genggam) atau dari informasi yang didownload melalui situs tertentu," kata dia.

Dengan demikian, menurut Jones, pemerintah perlu memastikan tertutupnya berbagai celah masuknya segala informasi dari gerakan ekstrem tersebut.

Menurut dia upaya itu juga perlu didukung dengan menggencarkan pemberantasan korupsi di lingkungan lapas karena dengan korupsi berbagai kemungkinan masuknya data ke Lapas Nusakambangan dapat terjadi.

"Saya pikir alat terbaik untuk memberantas ideologi radikal adalah dengan memberantas korupsi," kata Jones.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015