... saat ini semakin berbahaya dan tidak stabil dibandingkan pada periode manapun setelah berakhirnya Perang Dingin...London (ANTARA News) - Inggris harus segera membangun kembali kekuatan militer yang sempat turun pasca-Perang Dingin untuk menghadapi ancaman global yang semakin besar, termasuk dari Rusia, demikian komite parlemen setempat menyatakan pada Selasa.
Komite Pertahanan Bersama, yang memberi penilaian pada pembelanjaan dan kebijakan dari kementerian pertahanan, mengatakan, kemampuan nuklir, tank, kapal perang, dan pesawat tempur adalah hal yang harus dimiliki Inggris jika ingin membatasi pengaruh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Rusia pekan lalu mengumumkan langkahnya membangun kapal selam nuklir strategis generasi kelima.
"Dunia saat ini semakin berbahaya dan tidak stabil dibandingkan pada periode manapun setelah berakhirnya Perang Dingin," tulis Komite Pertahanan dalam laporan.
"Dunia saat ini semakin berbahaya dan tidak stabil dibandingkan pada periode manapun setelah berakhirnya Perang Dingin," tulis Komite Pertahanan dalam laporan.
Mereka secara khusus menyebut peristiwa akesasi Krimea oleh Rusia serta munculnya kelompok garis keras baru seperti Daulah Islam dan Boko Haram yang berhasil menguasai sejumlah wilayah.
"Asumsi pertahanan Inggris saat ini tidak cukup untuk menghadapi perubahan di dunia sekitar. Inggris harus kembali membangun kemampuan pertahanan yang menurun sejak Perang Dingin," tulis Komite Pertahanan.
Komiter Pertahanan juga menyatakan bahwa Inggris perlu terus mematuhi komitmen NATO untuk mengalokasikan belanja militer sebanyak dua persen dari total produk domestik bruto. Meski demikian, angka dua persen menurut mereka "belum cukup".
"Adalah hal penting untuk memikirkan ulang asumsi yang digunakan untuk merencanakan pertahanan kira, terutama jika kita ingin membatasi kekacauan yang hendak menyebar dari Mediterania Barat sampai ke Laut Hitam," kata laporan dari Komite Pertahanan.
Laporan tersebut juga menunjuk pada lemahnya pertahanan NATO. Menurut perhitungan Komite Pertahanan Inggris, NATO membutuhkan enam bulan untuk menyiagakan 150.000 tentara sementara Rusia hanya butuh waktu 72 jam.
Baru-baru ini, negara-negara NATO menyepakati pembentukan pasukan siaga bersama yang bisa menempatkan 5.000 tentara dalam waktu 48 jam mulai pada 2016 mendatang.
Sementara itu mengenai pertahanan Inggris, Komite Pertahanan menilai bahwa negara tersebut akan kesulitan untuk memindahkan "barang-barang penting" melalui udara karena kekuatan pasukan udara telah berkurang dari 33 squadron menjadi hanya tujuh.
Di laut, kekuatan kapal-kapal perang Inggris telah berkurang setengah dibanding tahun 1990.
Menanggapi laporan dari parlemen, Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, menyatakan, pertahanan Inggris masih kuat.
"Inggris adalah negara dengan anggaran pertahanan terbesar kedua di antara negara-negara NATO dan menempati urutan pertama di Uni Eropa," kata Fallon.
"Kami adalah rekanan terbesar Amerika Serikat dalam koalisi perang udara melawan Daulah Islam (ISIS)," kata dia.
"Asumsi pertahanan Inggris saat ini tidak cukup untuk menghadapi perubahan di dunia sekitar. Inggris harus kembali membangun kemampuan pertahanan yang menurun sejak Perang Dingin," tulis Komite Pertahanan.
Komiter Pertahanan juga menyatakan bahwa Inggris perlu terus mematuhi komitmen NATO untuk mengalokasikan belanja militer sebanyak dua persen dari total produk domestik bruto. Meski demikian, angka dua persen menurut mereka "belum cukup".
"Adalah hal penting untuk memikirkan ulang asumsi yang digunakan untuk merencanakan pertahanan kira, terutama jika kita ingin membatasi kekacauan yang hendak menyebar dari Mediterania Barat sampai ke Laut Hitam," kata laporan dari Komite Pertahanan.
Laporan tersebut juga menunjuk pada lemahnya pertahanan NATO. Menurut perhitungan Komite Pertahanan Inggris, NATO membutuhkan enam bulan untuk menyiagakan 150.000 tentara sementara Rusia hanya butuh waktu 72 jam.
Baru-baru ini, negara-negara NATO menyepakati pembentukan pasukan siaga bersama yang bisa menempatkan 5.000 tentara dalam waktu 48 jam mulai pada 2016 mendatang.
Sementara itu mengenai pertahanan Inggris, Komite Pertahanan menilai bahwa negara tersebut akan kesulitan untuk memindahkan "barang-barang penting" melalui udara karena kekuatan pasukan udara telah berkurang dari 33 squadron menjadi hanya tujuh.
Di laut, kekuatan kapal-kapal perang Inggris telah berkurang setengah dibanding tahun 1990.
Menanggapi laporan dari parlemen, Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, menyatakan, pertahanan Inggris masih kuat.
"Inggris adalah negara dengan anggaran pertahanan terbesar kedua di antara negara-negara NATO dan menempati urutan pertama di Uni Eropa," kata Fallon.
"Kami adalah rekanan terbesar Amerika Serikat dalam koalisi perang udara melawan Daulah Islam (ISIS)," kata dia.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015