"Indonesia memiliki potensi besar menjadi sentra produksi di seluruh dunia. Saya merasa yakin perusahaan-perusahaan Jepang pasti akan turut berkontribusi," kata Shuichi Akamatsu di Jakarta, Selasa.
Shuichi mengatakan, daya saing Indonesia akan lebih kuat dengan pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan pembangkit listrik, ditambah penciptaan lingkungan bisnis dengan akselerasi perizinan serta dipertahankannya pembebasan bea masuk bahan baku produk baja.
Menurut Shuichi, Jepang dan Indonesia sudah menjalin hubungan persahabatan yang erat dalam jangka panjang di bidang ekonomi, di mana nilai investasi Jepang ke Indonesia sudah mencapai 2,7 miliar dollar AS.
"Investasi langsung Jepang ke Indonesia pada 2014 sudah mencapai lebih dari 1.200 kasis dan mencatat rekor tertinggi selama ini," ujar Shuichi.
Nilai investasi Jepang tersebut, lanjut Shuichi, menduduki urutan nomor dua, di mana bagi Indonesia, Jepang adalah negara tujuan ekspor nomor satu.
Saat ini, jumlah perusahaan Jepang yang ada di Indonesia mencapai 1.700, sementara jumlah orang Jepang yang tinggal di Indonesia sudah mencapai lebih dari 18.000 orang.
Menurutnya, berdasarkan hubungan kerja sama yang dibentuk, Jepang dan Indonesia memasuki era baru yang menuntut strategi global, di mana Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menargetkan peningkatan ekspor 300 persen.
"Saya merasa gembira dan mengapresiasi perusahaan Jepang yang memiliki skema pengembangan bisnis yang agresif, yang bisa berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Shuichi.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015