Kuala Lumpur (ANTARA News) - Sindikat cinta siber, yang merayu calon korban lewat media sosial, bukan hanya menyasar kelompok usia muda namun juga perempuan lanjut usia (lansia).
Dalam kasus terbaru yang dilaporkan Harian Metro di Kuala Lumpur, Selasa, seorang nenek berusia 88 tahun rugi hingga 60 ribu ringgit (sekitar Rp210 juta) setelah seorang lelaki yang dia kenali lewat Facebook menghilang setelah dia kirimi uang.
Menurut cucu korban, yang hanya dikenali sebagai Frankie (32), neneknya mengenal tersangka, yang mengaku tinggal di Jerman, awal tahun 2013.
"Meskipun sudah berulangkali saya beritahu nenek, lelaki itu adalah sindikat 'pengasih cinta' didalangi warga Afika, namun dia tetap nekad meneruskan hubungan," katanya.
Dalam kejadian terpisah, seorang nenek usia 65 tahun mengaku terbujuk rayuan lelaki Afrika yang dia kenal melalui Facebook sejak akhir 2014 sehingga ia rela memberikan uang hingga 50 ribu ringgit (Rp175 juta) sebelum lelaki tersebut menghilang.
"Cinta diucap saban hari membuat saya jadi sakit gila. Malah, lelaki 'mat saleh' (orang bule) itu berjanji menghadiahi saya uang tunai 556 ribu ringgit dan barang-barang serta tas bermerek," katanya.
Seorang lagi nenek berusia 66 tahun rela menyerahkan uang tunai 276.566 ringgit (Rp970 juta) kepada lelaki yang mengaku bergelar Datuk yang berjanji menjadikannya istri.
Ia menuturkan menurut si "Datuk" yang dia kenal lewat Facebook enam bulan lalu, uang itu akan digunakan untuk bisnis minyak dan gas di Sarawak.
Juru Bicara Unit Kejahatan Komersial Bukit Aman mengatakan faktor kesunyian dan kurang perhatian membuat kebanyakan perempuan, termasuk yang berusia lanjut, mudah tergiur rayuan sindikat penipuan cinta siber yang didalangi warga Afrika.
Total kerugian akibat penipuan siber selama dua tahun lalu mencapai 70,1 juta ringgit menurut Kepolisian Malaysia. Menurut kepolisian kejahatan tersebut menjadi ancaman dan terus meningkat sejak 2012.
"Korban penipuan berasal dari berbagai latar belakang termasuk golongan terpelajar dan profesional, pengusaha, dosen, dokter, guru dan perawat. Korban yang diperdaya adalah dalam kalangan wanita di atas usia 30 tahun dan mempunyai sumber keuangan besar," kata juru bicara kepolisian itu.
Menurut polisi pelaku biasanya memulai perkenalan melalui media sosial Facebook dengan berbagai identitas. Mereka mampu memainkan perasaan korban dalam tempo berbulan lamanya sebelum penipuan dilakukan, kata kepolisian Malaysia. (Uu.N006)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015