Batam (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew selalu memikirkan Indonesia dan Malaysia sebagai negara terdekat Singapura, kata Konsul Singapura Gavin Chay, di Batam Kepulauan Riau, Senin.
"Lee Kuan Yew tidak hanya ingin melihat Singapura maju, tetapi tetangga juga, Indonesia dan Malaysia," kata dia mengenang pemimpin Singapura yang telah meninggal dunia itu.
Karena keinginan yang kuat itu, maka bersama Presiden RI kedua Soeharto, ia mendirikan ASEAN. Membangun ASEAN hingga perhimpunan negara Asia Tenggara itu dikenal dan memiliki pengaruh di kawasan ini.
Bersama Soeharto dan Mahathir Muhammad, ketiganya juga mencanangkan pembangunan Sijori; Singapura, Johor, dan Riau.
Kesepakatan ketiga kepala negara itu hingga kini bisa dikenang di Bundaran Otorita Batam. Di bundaran itu, ada tiga pohon beringin yang ditanam Soeharto, Lee Kuan Yew, dan Mahathir Muhammad.
Tidak mudah bagi Gavin mengenang jasa Lee Kuan Yew.
Ia memerlukan waktu sejenak untuk meluapkan emosi dengan menangis.
"Maaf...," kata dia. Kemudian ia terdiam, mengeluarkan air mata sambil terisak-isak.
"Semua warga Singapura tengah berduka. Dia adalah The founding Father," kata Gavin lagi.
Lee Kuan Yew membangun Singapura dari nol, hingga negara kecil itu menjadi maju seperti sekarang.
"Orang Singapura sekarang bisa begini. Dia memperbaiki kehidupan kami semua," kata dia pula.
Lee Kuan Yew menghabiskan seluruh hidupnya untuk memikirkan kemajuan Singapura. Singapura sangat berutang padanya, ujarnya lagi.
Konsulat Jenderal Singapura di Batam membuat ruang berduka, khusus disiapkan untuk masyarakat dari seluruh dunia yang tinggal di Batam agar dapat menumpahkan rasa duka cita atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew.
Di ruang itu, Gavin menyiapkan meja khusus dengan buku berduka cita di atasnya.
Di tengah meja, terdapat foto Lee Kuan Yew, kiri-kanannya terdapat karangan bunga mawar putih.
Rak-rak buku ditutup sejenis terpal berwarna putih.
Sedari pagi, sudah banyak warga Singapura dan Batam yang datang khusus ke Konsulat untuk menyampaikan rasa berduka.
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015