Yogyakarta (ANTARA News) - Penguasa Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, dirinya merasa takut untuk berpoligami, meskipun dalam catatan sejarah, raja-raja Kasultanan Ngayogyakarta, memiliki istri lebih dari satu orang. "Kalau boleh jujur, saya ini laki-laki, maunya memang begitu. Hanya saja tidak berani berpoligami karena ada dua faktor yang dominan mempengaruhi keputusannya itu," ujar Sultan HB X menanggapi pro-kontra poligami oleh peserta Kongres Persatuan Tamansiswa dan Kongres Wanita Tamansiswa, di Yogyakarta, Rabu. Menurut Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu, dua faktor dominan tersebut, yaitu dirinya merasa tidak mampu memenuhi perintah agama untuk berbuat adil, jika berpoligami. "Sebab, pengertian adil itu, kalau saya punya istri lebih dari satu, bukan sekedar istri A, saya beri 10 perak, si istri B juga diberikan 10 perak, tapi apakah dengan cara itu kedua istri saya itu merasa sudah diperlakukan adil sesuai dengan perasaan mereka," ujarnya. Ia mengatakan, dirinya merasa tidak mampu untuk memberikan rasa adil menurut perasaaan istri yang jumlahnya lebih dari satu. Punya istri satu saja bisa cekcok, apalagi kalau istrinya dua. Misalnya, meskipun selalu ada dialog dengan istri tentang berbagai masalah tapi keterbukaan justru menimbulkan kesalahpahaman dengan istri, dan biasanya istri bisa tersinggung. "Dengan pertimbangan semacam itu maka saya tidak akan melakukan poligami, meskipun agama saya (Islam) memungkin seorang laki-laki beristri lebih dari satu hingga empat orang," katanya. Faktor lainnya adalah saat ini wanita memiliki wacana, pendapat, kemauan dan aktivitas yang berubah ketimbang wanita zaman dulu dan di masa mendatang mereka itu banyak yang selalu menuntut persamaan jender. Pada saat itu banyak wanita yang lebih mandiri baik dengan aktivitasnya maupun memecahkan persoalannya sendiri, sehingga poligami menjadi suatu yang harus diperhitungkan. "Saya yakin ketika mengumumkan bahwa Sultan HB X memiliki istri lagi, maka banyak wanita dan ibu-ibu akan melakukan unjuk rasa memprotes saya, karena dirinya sudah mejadi milik publik. Jika demikian mengapa harus mencari cari persoalan sendiri," ujar suami dari Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan ayah dari lima orang putri.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006