Tarutung, Sumut (ANTARA News) - Warga Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, diminta untuk mewaspadai pergeseran angin timur ke daerah tersebut, yang dapat menimbulkan cuaca ekstrem.

"Akhir Maret ini hingga pertengahan April, kawasan Taput akan dilanda cuaca ekstrem. Hujan sporadis, angin kencang dan suhu yang tidak stabil dimungkinkan terjadi karena pergeseran angin timur ke arah barat. Makanya, warga kita imbau untuk waspada," kata Kabid Data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Utara, Sunardi, yang dihubungi, Minggu.

Menurut dia, hujan sporadis yang terjadi dalam sepekan terakhir di kawasan Taput dan beberapa daerah di sekitarnya adalah dampak dari perubahan pergeseran angin.

Saat ini untuk sebagian kawasan Timur Sumatera telah terjadi penurunan intensitas hujan, namun sebaliknya untuk kawasan barat akan mengalami hujan dan angin kecang.

"Jika melihat dari faktor kebiasaan, maka cuaca tersebut masih dikategorikan wajar. Namun warga harus tetap waspada khususnya terhadap dampak yang mungkin saja terjadi akibat perubahan cuaca ini. Kemungkinannya, April ini masih terjadi secara terus menerus," katanya.

Ia mengatakan jika cuaca ekstrem adalah kondisi cuaca yang intensitasnya jauh melebihi rata-ratanya, terutama ditandai dengan curah hujan tinggi dan angin kencang.

Potensi bencana akan meningkat kalau ada efek gabungan yang saling menguatkan, jadi diharapkan agar semua pihak jangan mengabaikan berbagai kemungkinan.

Salah satunya adalah kecepatan angin lebih dari 30 knots atau sekitar 60 km dalam satu jam yang disertai dengan hujan deras berpotensi menyebabkan pohon tumbang atau kerusakan lainnya.

Karena itu, menurut Sunardi, masyarakat harus mewaspadai berbagai kemungkinan, serta harus melihat tanda-tanda alam. Seperti munculnya awan di pagi hari dan berkembang pada siang hari.

"Awan ini umumnya muncul di kawasan pengunungan seperti Tapanuli. Awan ini berpeluang menimbulkan terjadinya cuaca buruk, seperti hujan dan angin kencang berputar. Jadi jika sudah ada awan yang demikian masyarakat sudah dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi," katanya.

Menyikapi keadaan ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Taput, Edward Tampubolon mengatakan bahwa pihaknya segera membuat surat edaran kepada jajarannya untuk aktif dalam pengantisipasian bencana.

Secara kusus kepada Kepala Desa dan Camat di daerah itu untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

"Selain itu, Pemkab Taput sendiri akan memaksimalkan monitoring BPBD, terlebih di daerah-daerah rawan. Contohnya daerah tebing dengan pepohonan yang menipis serta permukiman warga yang berada di sekitar pengunungan," katanya.

Pewarta: Juraidi/Rinto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015