Washington (ANTARA News) - Presiden George W Bush akan memperkenalkan strategi baru untuk Irak awal 2007, kata Gedung Putih pada Selasa, seiring jajak pendapat baru yang menunjukkan kebanyakan warga Amerika Serikat berpendapat Bush tidak dapat mengubah perang tidak populer itu. "Adalah masuk akal bahwa presiden butuh waktu untuk menyakini hal yang akan dia ajukan ke rakyat Amerika Serikat," kata Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice. Para pejabat Gedung Putih berharap, sebelum Natal, Bush menyelesaikan perundingan tingkat tinggi dengan diplomatnya serta tentara dan tokoh utama pemerintahan Irak. "Hal itu tidak akan terjadi sampai Tahun Baru. Kami tidak tahu kapan. Jadi, kami tidak dapat memberikan tanggalnya," kata jurubicara Gedung Putih Tony Snow kepada wartawan. "Dia yang menentukan itu dan sejujurnya, itu belum ditentukan," kata Snow. "Dia mendapat usul sangat jelas, praktis, taktis, dan usul lain. Itu dia tempatkan sebagai hal utama untuk diselesaikan secara cepat, namun juga secara benar," katanya. Pemimpin partai demokrat di senat, Harry Reid, mengritik langkah tersebut dengan menyebut, "Berbicara dengan orang sama, yang seharusnya dia ajak bicara empat tahun lalu, tidak mengurangi perlunya presiden menunjukkan kepemimpinan serta mengubah kebijakannya sekarang," kata Reid. Bush mengadakan pertemuan tertutup lewat konferensi video dengan komandan militer serta Dutabesar Amerika Serikat di Bagdad, dilanjutkan dengan pembicaraan di Gedung Putih bersama pemimpin Muslim Sunni, yang juga Wakil Presiden Irak, Tareq Hashimi. "Pesan saya hari ini kepada Anda dan kepada rakyat Irak, kami ingin menolong Anda," kata Bush, yang belum lama ini bertemu dengan Perdana Menteri Nuri Maliki dari Syiah serta ulama Syiah, yang berpengaruh, Abdel Aziz Hakim. "Tujuan kami adalah menolong pemerintah Irak dalam menghadapi ektrimis dan pembunuh serta mendukung mayoritas warga Irak, yang pantas, yang menginginkan perdamaian," kata Bush. "Ada kesempatan dan saya dapat pastikan kepada Anda ada kesempatan besar dan nyata untuk keluar dari dilema sekarang. Saat ini, warga Irak menghadapi masa sulit, namun masih ada cahaya harapan," kata Hashimi. Namun, jajak pendapat terbaru menunjukkan warga Amerika Serikat sudah sangat pesimis dengan perang tersebut. Itu diluncurkan satu pekan setelah komisi tinggi menilai strategi perang Bush gagal dan menyarankan pendekatan baru. Bush belum mengikuti saran Kelompok Kaji Irak, yang mencatat perlu melibatkan Suriah dan Iran atau menarik sebagian besar pasukan pada awal 2008. Namun, jajak pendapat baru mendukung saran dari kelompok tersebut dan menunjukkan sikap sangat skeptis terhadap pendekatan Gedung Putih. Survai itu, yang pada Selasa dimuat harian "USA Today", mendapati 55 persen warga Amerika Serikat menginginkan sebagian besar pasukannya ditarik tahun ini juga, namun hanya 18 persen yang yakin itu akan terlaksana. Tidak sampai satu dari setiap lima warga Amerika Serikat yakin Bush menyarankan langkah benar. Jajak pendapat lain, yang dilakukan CBS News dan dikeluarkan Senin malam, mendapati publik Amerika Serikat belum pernah sepesimis sekarang dalam menyikapi perang di Irak dan mereka berpendapat diperlukan perubahan strategi. Menurut jajak oleh lembaga Gallup itu, warga Amerika Serikat menolak perang Vietnam pun kalah banyak jika dibandingkan dengan penentang perang Irak. Sejumlah 57 persen petanggap berpendapat Bush harus mengubah seluruh strateginya, 75 persen tidak percaya Bush dapat menangani perang tersebut dan hanya 15 persen yakin Amerika Serikat akan menang, jumlah itu adalah rekor terendah, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006