Menag, dalam laman Kemenag.go.id yang dikutip Minggu, mengaku sudah menyampaikan rencana ini kepada Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dan keduanya mendukung.
Bahkan, lanjut Menag, Wapres Jusuf Kalla sangat antusias dengan rencana itu. "Kemenag akan mendirikan sebuah perguruan tinggi Islam berskala internasional. Presiden dan Wapres bersedia menjadi pelidung,” kata Menag saat bersilaturahim ke kediaman Pelaksana Tugas Rais ‘Am Syuriah PBNU KH Mustofa Bisri di Komplek Pesantren Raudlatut-Thalibin, Rembang, Sabtu (21/03) malam.
Menurutnya, perguruan tinggi ini nantinya akan mengusung semangat pendidikan Islam khas nusantara yang diharapkan akan menjadi model Islam rahmatan lil ‘alamin (memberi rahmat untuk semua).
“Islam khas Nusantara sebagai salah satu model Islam yang rahmatan lil alamin. Kita harus memberi warisan monumental pada generasi sesudah kita,” kata Menag.
Menag menambahkan bahwa perguruan tinggi ini nantinya akan fokus pada program pendidikan pascasarjana, S-2 dan S-3. Dalam kesempatan itu, Menag secara khusus meminta kyai yang akrab dipanggil Gus Mus ini sebagai salah satu penasihatnya. “Harapan saya, Gus Mus, bersedia menjadi salah satu penasehat,” ujarnya Menag.
“Penasehatnya, selain njenengan, nanti insya-Allah, Bapak Quraish Shihab, Din Samsuddin, Komaruddin Hidayat dan beberapa tokoh lainnya,” tambahnya.
Menag merencanakan perguruan tinggi Islam ini bisa berdiri lima tahun ke depan. Dua tahun pertama, akan disiapkan master plannya. Lalu tiga tahun berikutnya, proses pembuatan gedung dan sarana prasarana lainnya.
Atas rencana ini, Gus Mus berpesan agar penyusunan kurikulumnya dilakukan secara serius dan komprehensif.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015