Kuncinya di infrastruktur. Kalau sektor ini lancar, investor akan masuk dengan cepat ke dalam negeri,"

Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) menyatakan, kunci dari masuknya investor ke dalam negeri bergantung pada pembenahan sektor infrastruktur yang memadai di berbagai daerah di Tanah Air.

"Kuncinya di infrastruktur. Kalau sektor ini lancar, investor akan masuk dengan cepat ke dalam negeri," kata Sekretaris Jenderal Gapensi Andi Rukman Karumpa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Gapensi memperkirakan, kepercayaan investor akan terus mengalir menuju Indonesia dengan catatan pemerintah pusat dan daerah bersatu padu menyelesaikan masalah pembebasan lahan di daerah yang mangkrak.

Namun, Andi mengingatkan bahwa saat ini masih ditemukan adanya ketidakpaduan antara pemerintah daerah dalam membebaskan lahan untuk infrastruktur.

"Pemerintah Provinsi jalan sendiri, begitu juga dengan Pemerintah Kabupaten. Tidak sinkron," katanya.

Untuk itu, ujar dia, Gapensi berharap agar koordinasi antara pemerintah daerah dalam pembebasan lahan dapat segera diintensifkan.

Gapensi mencatat sejumlah proyek pembangunan jalan tol dan pembangunan jalan nasional serta lintasan kereta api terhambat sebab terganjal lahan yang belum dapat dibebaskan.

Sebagaimana diberitakan, merosotnya nilai tukar rupiah hingga menembus kisaran Rp13.200 per dolar AS dinilai masih pada batas yang wajar karena dapat memberikan keuntungan bagi para eksportir di sisi lain, juga menjadi momentum untuk mendorong peningkatkan investasi di dalam negeri.

"Dolar menguat pada batasan tertentu tidak masalah, namun yang penting dalam pelemahan rupiah tersebut adalah bagaimana iklim investasi dapat terjaga dengan baik," ujar Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan, Perbankan dan Investasi Kadin DKI Jakarta, Irwan Hutasoit, di sela-sela Konferensi Pers "Seminar Merger & Acquisition (M&A) Investment Conference 2015", di Jakarta, Kamis (12/3).

Menurut Irwan, jika pemerintah mampu mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada dunia usaha maka penurunan rupiah tidak berlangsung lama.

"Indonesia masih menjadi tujuan utama investasi global. Fundamental ekonomi kita bagus, pasar domestik sangat besar, karena itu pemodal terus berlomba untuk masuk ke Indonesia," ucap Iwan.

Ia menjelaskan, perlu terobosan dalam mengembangkan dunia usaha dalam negeri dalam hal mencari pendanaan, mitra strategis, pembuatan perusahaan patungan, hingga mencari konsultan pasar modal.

Untuk itu, tambahnya, Kadin DKI Jakarta bersama dengan Naxel Ipartner akan menggelar Konferensi Investasi 2015 pada 26-27 Maret di Jakarta, dengan mengundang 45 perusahaan anggota Globalscope yang merupakan jaringan konsultan keuangan dan investasi dari 34 negara.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015