Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pertanian, Bustanul Arifin di Jakarta, Rabu, memperkirakan bahwa kelangkaan dan gejolak harga beras masih akan berlangsung hingga awal 2007. Gejolak harga beras dan kelangkaan ini, kata dia, diprediksi akan berakhir ketika memasuki musim panen yang diperkirakan berlangsung mulai Maret 2007. Kondisi ini terjadi, kata kata Bustanul, karena stok beras cadangan pemerintah tidak dapat mencukupi konsumsi masyarakat per bulan. Sementara itu kondisi psikologis masyarakat saat ini dalam kepanikan karena konsumsi yang meningkat tidak diikuti dengan ketersediaan beras yang memadai. "Konsumsi beras masyarakat setiap bulan mencapai 2,3 juta ton lebih per bulan. Kemungkinan besar menjelang akhir tahun konsumnya meningkat, sementara jumlah beras cadangan pemerintah kabarnya hanya 800 ribu ton," katanya. Jumlah beras cadangan itu, kata dia, tidak mencukupi untuk menutupi kebutuhan masyarakat sehingga pemerintah harus melakukan langkah agar tidak terjadi keresahan sosial akibat kelangkaan dan gejolak kenaikan harga beras yang terjadi. "Operasi pasar beras adalah salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan beras dan menstabilkan hara beras yang merangkak naik," kata Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian di Universitas Lampung ini. Pemerintah, kata dia, juga harus segera mencari stok gabah di petani untuk menambah stok cadangan beras. "Pemerintah juga harus fokus pada daerah yang mengalami gejolak kenaikan harga yang tinggi agar tidak merambat ke daerah lain," katanya. Sementara itu disinggung soal kemungkinan terjadinya impor beras awal 2007, Bustanul menilai wacana itu terlalu terburu-buru. Ia mengatakan keputusan impor beras bukan hal mudah dan pemerintah juga harus berhati-hati sebelum mengambil keputusan itu. "Saya khawatir reaksi publik dan kondisi psikologis masyarakat (belum bisa menerima-red) jika keputusan itu dilakukan buru-buru," demikian kata Bustanul. Sebelumnya Federasi Serikat Petani Indonesia mensinyalir pemerintah akan kembali melakukan impor beras menjelang akhir tahun ini menyusul maraknya pemberitaan tentang harga beras di pasaran yang merangkak naik sejak awal Desember. "Setiap tahun hampir selalu terjadi kondisi seperti sekarang. Awalnya harga beras meningkat dan tak terkendali, pemerintah lalu memutuskan operasi pasar, kemudian musim paceklik tiba yang menyebabkan stok menipis. Akhirnya pada awal tahun pemerintah mengambil kebijakan impor beras," kata Deputi Kajian Kebijakan Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI), Ahmad Yakub. Sementara itu Menko Perekonomian Boediono mengatakan semua opsi untuk mengatasi kelangkaan beras dan gejolak harga masih terbuka dan pemerintah sedang mengkaji kemungkinan langkah selanjutnya. "Semua opsi terbuka, nanti kami lihat lagi kedepan " katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006