Yang bermasalah ini LSI, bukan Divisi Utama, masak mau membunuh tikus justru satu rumah dibakar,"Palembang (ANTARA News) - Pelatih Martapura FC Frans S Hawae mengatakan, kericuhan yang terjadi di Liga Super Indonesia hingga berujung penundaan jadwal kompetisi sepatutnya tidak berimbas pada klub Divisi Utama.
"Yang bermasalah ini LSI, bukan Divisi Utama, masak mau membunuh tikus justru satu rumah dibakar," kata Frans di sela-sela pertandingan turnamen pramusim Piala Gubernur Sumatera Selatan di Palembang, Sabtu malam.
Ia mengatakan, kompetisi Divisi Utama sejauh ini tidak ada persoalan seperti yang terjadi di klub Liga Super Indonesia. Apalagi, peraturan baru yang mengharuskan minus pemain asing membuat permasalahan terkait kontrak kerja dengan pemain asing menjadi tidak ada.
"Saya berharap, kompetisi Divisi Utama jangan dikacaukan. Mulai digelar saja, saat ini klub sudah kesulitan, apalagi aturan pemain asing sudah diterapkan, mau dari mana lagi klub dapat uang," kata Frans.
Senada, Pelatih PSPS Pekan Baru Philep Hansen Maramic mengharapkan PSSI bisa mengharapkan berbagai pihak terkait dapat memahami kesulitan klub terutama dari sisi finansial.
"Jadwal tidak pasti membuat pengeluaran klub menjadi membengkak. Untung, klub kami masih bagus finansialnya sejauh ini jadi bisa ikut turnamen terbuka seperti Piala Gubernur Sumsel ini," ujar dia.
Tak hanya dari finansial, tim pelatih juga kesulitan untuk menjaga psikologis pemain karena jadwal kompetisi yang tidak pasti membuat menurunkan semangat.
"Paling sulit adalah memompa semangat pemain. Jika berlatih-berlatih terus tanpa tahu kapan bertandingnya seperti ini, jelas sangat menyulitkan," kata dia.
Kementerian Pemuda dan Olahraga memutuskan menunda kick off Liga Super Indonesia dari 20 Februari menjadi 4 April 2015 berdasarkan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia yang menyatakan sejumlah klub belum menyertakan dokumen wajib.
Sementara ini, BOFI menyatakan hanya empat klub yang masuk kategori A (kelengkapan dokumen di atas 75 persen) dari 18 kontenstan LSI 2015.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015