Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dalam kunjungannya ke beberapa daerah di Papua dan Papua Barat seperti Kota Monokwari, Kota Jaya Pura, Kabupaten Nabire dan Dogiyai. Fahri didampingi anggota Komisi II DPR RI asal Papua, Muhammad Yudi Kotouky dan Andy Akmal Fasluddin pekan lalu.
"Pembangunan fisik, ekonomi dan sosial harus benar-benar direalisasikan untuk masyarakat Papua dan Papua Barat," kata Fahri dalam rilis yang diterima ANTARA News. Jakarta, Jumat.
Pembangunan Papua dan Papua Barat, sambung politisi Partai Keadilan Sejahtera itu tak ubahnya dengan Provinsi NTB.
Fahri secara gamblang mencontohkan, NTB, Papua dan Papua Barat memiliki tambang emas terbesar di dunia. Namun sayangnya indek pembangunan manusia di kedua daerah itu selalu berada di paling bawah. "Ini terjadi karena pembangunan yang dilakukan tidak terkoordinasi dengan baik," kata Fahri.
Menurutnya, negara sesungguhnya punya kewajiban untuk menggerakan sumber dana hingga wilayah paling timur Indonesia supaya daerah tersebut menjadi pusat pembangunan dan kegiatan ekonomi Oleh sebab itu, Fahri menyarankan agar pembangunan di kedua wilayah Indonesia Timur itu diarahkan masuk ke sektor manufaktur dan jasa.
Wilayah Papua dan Papua Barat kaya akan sumber daya laut. Disisi lain wilayah pegunungannya dengan iklim yang sangat baik berpontensi menjadi wilayah perkebunan dan peternakan. Kalau di daerah pegunungan dijadikan perkebunan kopi, teh dan apel organik tentu akan membawa kemakmuran bagi masyarakat di sana.
"Iklim di Papua ini berkah Tuhan yang tidak bisa dibeli, sayang kalau tidak dimanfaatkan," jelasnya.
Selain itu Fahri mendorong agar masyarakat Papua dan Papua Barat bisa lebih berkiprah di tingkat nasional. Ia mencontoh Presiden Jokowi yang berasal dari non militer dan pengusaha mebel, oleh karena itu masyarakat Papua seharusnya terpacu juga bahwa mereka bisa ikut berkontribusi di tingkat nasional.
"Saya yakin orang Papua dan Papua Barat atau siapapun bisa menjadi pemimpin di republik ini. Dikotomi pemimpin harus dari orang Jawa dan Militer perlahan sudah tidak harus lagi. Orang Papua harus mampu menjadi etalase bagi masyarakat Papua lainnya di tingkat nasional," demikan Fahri.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015