... selalu ada subsidi silang...

Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) menunda sementara operasi sejumlah rute yang kurang menguntungkan dalam rangka penghematan pembiayaan untuk menggenjot pendapatan dan menutupi kerugian.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo, di Jakarta, Jumat, menjelaskan, penundaan operasi sejumlah rute itu restrukturisasi jaringan penerbangan Garuda Indonesia dengan mengurangi rute-rute kurang menguntungkan di Jepang dan Australia.

"Dalam bisnis maskapai, selalu ada subsidi silang, rute-rute ini masih dalam tahapan investasi belum sampai biaya keseluruhannya tertutupi," katanya.

Wibowo menyebutkan rute-rute yang ditunda sementara itu, di antaranya Jakarta-Nagoya dan Brisbane-Denpasar yang dinilai masih bisa ditopang dari kota-kota terdekat.

"Nagoya masih bisa ditopang dari Osaka, kami prioritaskan ke (rute) yang langsung menguntungkan dulu," katanya.

Sebagai gantinya, lanjut dia, Garuda Indonesia akan fokus rute-rute lain ke China selain yang selama ini diterbangi Garuda Indonesia, yakni Beijing, Shanghai, dan Guangzhou.

Kota-kota itu, di antaranya Chengdu, Chong Qin, Ningbo, Kunming, Jinan, Harbin, Xian, Shenyang dan Chengzhou dari dan menuju Denpasar serta Manado.

Selain itu, dia mengatakan, Garuda Indonesia juga terus mengembangkan pasar ke Timur Tengah, khusunya peningkatan pasar umroh.

"Tiongkok dan Timur Tengah kita tambahkan juga untuk sewa", katanya.

Melalui langkah efisiensi itu, katanya, perseroan dapat mencapai penghematan sekitar 146,94 juta dolar AS dan efisiensi dari penurunan harga minyak dunia sebesar 172,25 juta dolar AS sejak awal Januari 2015.

Meskipun masih rugi Rp4,89 triliun atau 338,4 juta dolar AS hingga akhir 2014, maskapai pelat merah tersebut membukukan keuntungan sebesar 1,2 juta dolar AS pada Februari 2015 dibandingkan periode yang sama 2014 yang mengalami kerugian sebesar 77,4 juta dolar AS.

"Pencapaian itu tentunya juga akan menjadi fondasi yang kuat bagi pengembangan Garuda Indonesia ke depannya, terutama pelaksanaan strategi jangka pendek quick wins di tengah tantangan yang dihadapi industri penerbangan saat ini," katanya.

Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015