Jakarta, 20/3 (Antara) - Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) akan melakukan unjuk rasa mendeklarasikan gerakan antikorupsi nasional dalam menanggapi kondisi pemberantasan korupsi dan demokrasi di Indonesia belakangan ini.
"Di kampus UI Salemba, BEM dan Iluni lintas almamater di Indonesia telah menggelar rapat akbar gerakan antikorupsi nasional dan akan melakukan deklarasi gerakan antikorupsi nasional siang ini," kata Ketua Iluni UI Chandra Motik di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, gerakan yang akan dimulai pukul 14.00 WIB tersebut akan dihadiri oleh berbagai ikatan alumni universitas lain di Indonesia dan akan didukung oleh sejumlah tokoh penggiat antikorupsi.
"Akan ada dari IPB, ITB, ITS, Trisakti, Pancasila, ISTN, Jayabaya dan lain-lain. Tokoh yang mendukung juga Buya Syafii Maarif, Imam Prasodjo dan anggota tim independen," kata Chandra.
Ia menjelaskan, Badan Eksekutif Mahasiswa UI mengusung empat cita Universitas Indonesia dalam demonstrasinya yaitu memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme sesuai amanat reformasi dan TAP MPR 1998 berupa tuntutan.
Dalam unjuk rasa nanti BEM UI menuntut agar pemerintah memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi, mereformasi Polri dan lembaga peradilan, membersihkan demokrasi dari oligarki, dan meminta pemerintah menurunkan harga-harga dengan membasmi mafia.
Chandra mengatakan gerakan antikorupsi menjadi ruh perjuangan karena korupsi merupakan persoalan besar dan mendasar yang harus diatasi untuk menyelamatkan Indonesia masa depan.
"Oleh karenanya tuntutan perkuat KPK menjadi simbol perlawanan terhadap koruptor yang sekarang menggunakan hukum secara semena-mena untuk melemahkan korupsi melalui pelemahan KPK," kata dia.
Rencananya unjuk rasa akan dimulai dengan orasi dari BEM UI dan perguruan tinggi lain dan kemudian dilanjutkan dengan aksi teatrikal serta musikalitas puisi oleh mahasiswa.
Selanjutnya akan diteruskan dengan orasi tokoh nasional dan diakhiri dengan deklarasi secara bersama-sama.
Iluni dan BEM UI juga akan menyediakan sebuah kotak surat raksasa yang berisikan surat yang ditujukan kepada presiden untuk dikirimkan ke Istana Negara.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015