Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka melemah sebesar 20,70 poin seiring dengan pergerakan bursa saham di kawasan regional yang cenderung melemah.
IHSG BEI dibuka melemah sebesar 20,70 poin atau 0,38 persen menjadi 5.433,15. Sementara kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) turun 5,23 poin (0,55 persen) ke level 944,50.
"Indeks saham di wilayah Asia Pasifik, termasuk IHSG pagi ini cenderung diwarnai aksi ambil untung, mengingat sebagian indeks utama global belum menunjukan rally kuat secara berkelanjutan," kata analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa indeks AS tadi malam juga bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah setelah investor kembali melihat potensi kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) yang tetap akan terjadi pada tahun ini, meskipun secara bertahap.
"Fokus pelaku pasar masih cenderung ke eksternal, saat ini fokus pasar tertuju pada pertemuan pejabat Eropa yang salah satu pembahasan utamanya adalah seputar krisis di Yunani," katanya.
Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan bahwa dolar AS yang kembali terapresiasi terhadap mata uang utama dunia termasuk rupiah, dapat memicu kekhawatiran pelaku pasar saham di bursa Indonesia.
"The Fed dalam pernyataannya memang tidak lagi menggunakan kata sabar, artinya membuka peluang kenaikan suku bunga bisa di mulai lebih cepat," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, sentimennya cenderung positif menyusul pernyataan Morgan Stanley yang mengeluarkan Indonesia keluar dari kelompok negara "fragile five", dimana Indonesia dinilai jauh lebih siap dalam menghadapi normalisasi kebijakan the Fed, karena Indonesia dinilai telah mereformasi ekonomi dan kebijakan fiskalnya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 68,73 poin (0,28 persen) ke 24.400,16, indeks Bursa Nikkei turun 0,04 poin (0,00 persen) ke 19.476,52, dan Straits Times melemah 2,40 poin (0,06 persen) ke posisi 3.384,52.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015