Jakarta (ANTARA News) - Sebagai seorang musisi, Nino dari kelompok musik RAN menganggap radio sebagai sumber referensi musik yang kaya.
"Kalo di YouTube, saya hanya akan mendengar yang saya suka," kata pria bernama lengkap Anindyo Baskoro usai peluncuran buku "Turn On The Radio" di Jakarta, Kamis malam (19/3).
Mendengarkan banyak referensi musik, termasuk yang tidak disukainya, membuat Nino lebih terampil dalam menulis lagu.
"Di lagu yang tidak kita suka, pasti ada bagian bagus," ujar pria yang selalu mendengarkan radio selama berada dalam perjalanan.
Bagi Nino, zaman yang semakin modern tidak serta merta mematikan pasar radio di Indonesia. Radio dianggapnya masih menjadi motor utama untuk industri musik, misalnya dalam promosi lagu.
"Yang serta teknologi tinggi belum merata di Indonesia, di kota-kota lain radio masih menjadi hal utama untuk mendengarkan lagu," jelas dia.
Meskipun demikian, Nino berpendapat radio perlu memiliki strategi agar tetap bertahan di era digital, yaitu berintegrasi dengan media lain. Salah satunya siaran yang ditayangkan secara streaming sehingga pendengar juga dapat melihat suasana siaran melalui video.
"Penampilan band live di radio direkam terus taruh ke YouTube, semua media jadi mendukung radio itu sendiri," ujar dia.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015