Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mengutuk serangan terror dan penyanderaan di Museum Nasional Bardo di Tunis yang mengakibatkan 17 wisatawan asing dan 2 orang Tunisia meninggal pada Rabu (18/3).

Tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam aksi teror tersebut, sebagaimana disampaikan dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Kamis.

Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita dan simpati mendalam kepada pemerintah dan rakyat Tunisia serta keluarga korban.

Pemerintah Indonesia kembali menegaskan dukungan terhadap proses transisi ke arah demokrasi dan pemulihan ekonomi di Tunisia serta mendukung upaya Pemerintah Tunisia untuk memerangi berbagai kelompok gerakan radikal.

Para WNI di Tunisia diminta untuk terus waspada dan berhati-hati selama melaksanakan kegiatannya, terutama di tempat keramaian yang dapat menjadi target aksi teror.

Kemlu RI menyampaikan, bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi perwakilan RI di Tunisia, yaitu Yubil Septian pada nomor telepon +21695992330 atau nomor telepon Kedutaan Besar RI di Tunis +21671860377.

Sebelumnya, Kelompok bersenjata menyerang museum nasional Tunisia yang terletak di dekat parlemen, Rabu, menewaskan setidaknya tujuh pelancong dan menyandera turis lain yang berada di dalam gedung.

Ketika aksi teror itu berlangsung, dilaporkan para wisatawan asing berlarian mencari perlindungan dengan dilindungi petugas keamanan yang mengarahkan senjatanya ke udara.

Pasukan keamanan mengepung museum Bardo, tujuan wisata populer yang berlokasi di dalam kompleks gedung parlemen.

Serangan terhadap museum itu menjadi pukulan keras bagi negara kecil di Afrika Utara itu, yang sangat bergantung pada pariwisata Eropa.

Selain Pemerintah Indonesia, Pemerintah Belgia dan Prancis pada Rabu (18/3) juga turut mengutuk serangan di Ibu Kota Tunisia, Tunis, dan berjanji akan memerangi aksi teror global.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015